My Favorite

Favorite Place. Favorite Man.

Kunjungan Pertama

Kunjungan pertama ke negeri Singa. Bosan dengan Merlion, bergaya dengan latar landmark lainnya.

Our (Another) Day: Cio Tao

Pertama kali mendengar penjelasan kata Cio Tao dari si Kamu, yang terlintas dalam pikiran "ribet". Ngebayanginnya aja udah berasa ribet, gimana mau ngejalaninnya..

Hari berganti minggu. Minggu terusir bulan. Sampai bulan hampir didepak tahun, si Kamu tetap kokoh pada pendiriannya. Alasan utama, ada niat yang sempat terucap di depan almarhum sang Mama, bahwa jika suatu saat dia menikah akan diusahakan melakukan upacara Cio Tao

Mendapat alasan yang (menurut gue) cukup kuat, maka negosiasi pun dilakukan. Kesepakatannya, kami akan mengadakan upacara Cio Tao, tapi tidak secara keseluruhan dan akan diselenggarakan setelah tanggal yang ditentukan. Bagian utama yang diambil adalah "sembayang pada mama si Kamu".

Semua persiapan Cio Tao akan diurus oleh si Kamu. Kali ini gue hanya terima bersih dan menerima update aja. Eits, ga ada alasan negatif disini, semua hanya karena dia yang lebih mengetahui atau minimal mempunyai akses ke narasumber yang mengetahui seluk-beluk per-Cio Tao-an.

Tiga hari setelah hari H, kami pun berangkat ke Parung Panjang untuk menyelenggarakan upacara Cio Tao. Bekal yang gue bawa adalah, ketidaktahuan mutlak. Tadinya sempat menebak-nebak. Ternyata sama sekali tak sama seperti yang gue kira. Jadi yah sekalian aja gue biarkan kondisi otak kosong dan baru akan diisi sambil menjalaninya langsung.

Berikut kronologis singkat upacara Cio Tao kami yang ala kadarnya:
Begitu sampai, gue langsung ngadem, dan mulai dirias oleh penata rias yang juga merangkap sebagai pemimpin upacara Cio Tao. Lalu disuruh mengganti baju dengan sejenis kemeja putih yang dibuat khusus untuk gue, tapi ga boleh diukur. Jahitnya juga hanya boleh pada tanggal 1 atau 15 Imlek.

Dengan riasan setengah jadi, hanya rias wajah dengan rambut masih tergerai, gue ditinggal sang perias mempersiapkan pihak lelaki dan meja altar untuk keperluan acara selanjutnya. Cukup lama juga, gue sampai sempat terlelap soale :P

Ketika gue dibangunin, ternyata yang cowo uda selesai ritual pertama dan sudah "disembunyikan". Gue dituntun ke ruang tengah oleh adik. Lalu sang adik, menyisirkan rambut sesuai instruksi, si penata rias.

Proses merias dilanjutkan ditengah-tengah ruangan. Hemm, lebih kepada proses mengenakan aksesoris dan pakaian adat aja seh. Kali ini dilakukan oleh si Penata Rias dan Mama. 

Ada beberapa kegiatan lain yang menyusul. Semua berlangsung cukup cepat, jadinya udah lupa-lupa ^^ Yang paling mencolok adalah ada acara anggota keluarga yang hadir memberikan uang pelita. Aturan khususnya, uang yang diberikan harus sepasang (dua lembar) dalam jumlah yang sama. Setelah semua memberi, uang tersebut dirapikan oleh sang mama lalu diberikan kepada gue. Oh yah, uang yang didapat tidak diambil semua, harus disisakan satu pasang.

Biasanya kan kita mengenal adanya Teh Pai, di Cio Tao, sebelum Teh Pai ada acara Ciu Pai *istilah karangan sendiri :P Di sini, mempelai perempuan menyajikan Ciu atau arak kepada anggota keluarga yang lebih tua. Setelah para sesepuh meminumnya, Ciu disuapkan kepada mempelai. Teh Pai dilakukan setelah Ciu Pai selesai. Tapi gue ga melakukan Teh Pai karena sudah waktu hari H.

Setelah itu, ada pemasangan tutup kepala yang dilakukan oleh orangtua dan/atau wali.

Baru kemudian dipertemukan dengan penganten lelaki yang datang menjemput. 

Rangkaian acara setelah kedua mempelai bertemu juga cukup beragam. Ada buku tudung, copotin kembang dan saling suap makanan.

Tak (mungkin) ketinggalan sesi sembayang dan minta restu para leluhur.

Acara terakhir, makan keluarga. Begitu liat jam, keseluruhan acara beres semua dalam waktu 2 jam-an. Itu adalah versi singkat. Kalo menjalankan semuanya seh, bisa-bisa abis acara nyari tukang urut leher! Tadinya mau foto-foto lebih banyak lagi aja ga jadi karena udah keburu pegel :P

Ternyata seru juga bikin acara adat begini. Foto-foto Pengalaman sekali seumur hidup ^^



-Ling-

Photoshop-an: Kartun

Semalam browsing-browsing nemu satu web yang ok banget buat para pecinta photoshop. Dari namanya aja, ilmuphotoshop.com, udah ketahuan kalo empunya blog mendedikasikan diri untuk berbagi ilmu dan trik yang bisa dimaksimalkan dari software olah foto yang udah ga asing lagi ini.

Dari sekian banyak ilmu yang dibagi di sana, gue tertarik untuk mencoba yang satu ini. Pilih-pilih foto yang akan diutak-atik, dan....

Berikut hasilnya!

Like it? Si Kamu katanya ga suka sama efek foto begini, tapi kan ini blog gue, jadi suka-suka gue :P

Pengerjaannya menggunakan permainan layer dan masking. Dari penggunaan brush tool jadi ingat kelas desktop publishing jaman kulian dulu.

Yuk mari mencoba.. Ga susah-susah amat kog ^^


-Ling-

Our Day: Resepsi

Sabtu, 15 Oktober 2011

Adat, Agama dan Negara. Tiga tahapan utama telah dilalui. Selanjutnya, perayaan ^^

Sempat deg-degan ketika membayangkan bagaimana hari yang panjang ini akan ditutup. Sempat juga terbersit sesal akan beberapa hal yang tercoret dari daftar. Bersyukur semua sirna tepat pada waktunya.

Selesai retouch jam 4 lewat, langsung menuju tempat resepsi yang terletak tak jauh dari hotel. Beberapa saudara telah tiba di sana. Sambil menunggu berkumpulnya beberapa saudara lagi untuk Teh Pai, nyolong-nyolong berputar menyusuri area resepsi.

Acara foto bersama sebelum resepsi dimulai terpaksa dibatalkan karena anggota keluarga yang belum lengkap. Alokasi waktu yang telah disiapkan diisi dengan santap keluarga.

Meski belum waktunya, banyak tamu undangan yang telah tiba. Alhasil, penganten harus diungsikan ke dalam ruang tunggu. Sambil memastikan Wedding Game dengan MC.  

Acara di mulai sekitar jam 7 lewat. Yang paling diingat adalah ketika kami berjalan menuju pelaminan. Apa yang terasa saat itu sungguh sulit diungkapkan melalui kata-kata. Yang muncul ketika membayangkannya hanyalah.. Terimakasih untuk semua yang telah hadir di sana!! 

Detik-detik selanjutnya berlalu bagai diawang-awang. Rangkaian acara yang sudah diluar kepala, kali ini berarti harafiah, sungguh-sungguh melayang di luar kepala. Satu per satu instruksi MC kami ikuti. Dan, tanpa terasa semua sudah berlalu dan kami telah berada di penghujung acara.

Pesan pihak penyelenggara:
Terimakasih atas segala dukungan dan uluran tangan! 
Mohon maaf jika ada salah-salah kata dan tindakan ^^
Mohon doa restu untuk kami!! :D


-Ling-

Our Day: Pemberkatan

Sabtu, 15 Oktober 2011

Menjelang siang, rangkaian acara kedua menunggu untuk dimulai. Pemberkatan dimulai terlambat dari waktu yang telah ditentukan, mestinya udah harus sampai lokasi 11.30 dan mulai tepat pukul 12.00, tapi kami tiba udah lewat jam 12 dan masih menunggu mobil orangtua yang sempat nyasar.

Acara sederhana di Vihara Saddhapala ini berjalan cukup lancar sampai pihak catatan sipil yang mendadak (sok) sibuk dan minta disela di tengah susunan acara pemberkatan. Jadi, begitu selesai pemberkatan, dilakukan proses catatan sipil, setelah proses legalisasi hukum selesai, baru dilanjutkan dengan acara "sungkeman" dan foto-foto.

Biasanya, bagian menegangkan dari rangkaian acara di Vihara adalah pada saat membaca paritta dan mengucapkan janji pernikahan. Takut gugup dan salah ucap. Pada acara kami, ada satu sesi yang juga tak kalah menegangkan, yaitu ketika para saksi ditanya oleh Romo.

Ketika romo menanyakan kepada saksi dari pihak perempuan, siapa yang lebih kenal, apakah penganten lelaki atau perempuan, kami pun mulai tegang. Kedua saksi adalah keluarga dari pihak perempuan! Saksi dari pihak lelaki yang telah dipersiapkan sejak awal ternyata tidak memenuhi syarat dan harus diganti. Tidak boleh ada hubungan darah langsung antara saksi dan calon penganten, jadi si Koko batal jadi saksi si Kamu.

Tak tau jawaban apa yang akan diberi oleh saksi dari pihak lelaki jika pertanyaan serupa ditanyakan oleh romo. Saksi kami yang satu ini super polos dan jujur! Beruntung romo tak menanyakannya :D Tak tau apa yang akan terjadi jika si saksi menjawab dia lebih mengenal penganten perempuannya. Bisa-bisa tidak jadi dinikahkan.. ckckckck

Kami meninggalkan vihara sekitar jam 2 lewat dan tiba di Aston Marina jam 3 kurang. Acara kembali sesuai dengan susunan yang telah dipersiapkan ^^


-Ling-

Our Day: Jemput Penganten

Sabtu, 15 Oktober 2011

Acara pertama kami setelah selesai dandan adalah, Jemput Penganten. Dalam kasus kami, karena satu dan lain alasan, acara akan berlangsung di hotel. Berdasarkan beberapa pertimbangan, terpilihlah hotel Grand Asia, Bandengan, sebagai markas penganten perempuan dan hotel Aston Marina, Ancol, sebagai markas penganten lelaki.

Penganten Lelaki setelah "dipersiapkan" oleh orangtuanya akan datang ke tempat Penganten Perempuan bersama seorang Pengapit Lelaki alias Bestman. Bestman (kami) mempunyai peranan yang cukup penting, segudang tugas telah menantinya sejak subuh.

Pada saat bersamaan, Penganten Perempuan juga "dipersiapkan" oleh orangtuanya. Dalam kebiasaan Khek, ada acara "Ci Moi Fon" atau "makan nasi saudara" dalam bahasa Indonesia, yang dilakukan sebelum penganten lelaki menjemput.

Begitu sampai di tempat penganten perempuan, tugas pertama Bestman adalah membukakan pintu mobil Penganten Lelaki. Untuk tugas yang satu ini, Bestman akan mendapatkan satu buah angpao merah dari sang Penganten Lelaki.

Orangtua penganten perempuan akan menerima kedatangan calon menantunya di depan pintu. Setelah memberi salam, kedua mempelai akan dipertemukan. Acara pertemuan ini ditandai dengan buka tudung penganten dan pertukaran bunga.

Setelah itu, dimulailah acara Teh Pai, kedua mempelai menyajikan teh kepada saudara-saudara dari pihak perempuan. Yang pertama adalah Teh Pai kepada orangtua atau wali penganten perempuan, lalu diikuti oleh sesepuh dari ayah kemudian ibu. Urutannya berdasarkan "pangkat" dan usia. Penganten hanya menyajikan teh kepada yang lebih tua. Jika ada saudara yang lebih muda yang mau Teh Pai, maka kedua mempelai yang akan disajikan teh.

Selesai acara Teh Tai, kedua mempelai menuju markas penganten lelaki. Ketika akan berangkat, penganten perempuan akan membawa koper, biasanya dipilih yang berwarna merah, serta beberapa perlengkapan yang telah dipersiapkan oleh orangtuanya. Barang-barang tersebut dibawakan oleh saudara yang lebih muda sampai ke mobil. Tak lupa sang penganten lelaki memberikan angpao kepada mereka yang telah membantu membawakan barang isterinya.

Di markas penganten lelaki, orangtua atau wali penganten lelaki akan menyambut di pintu. Setelah memberi salam, kedua mempelai akan menuju kamar penganten yang telah dipersiapkan. Di sini akan ada acara buka koper. Penganten lelaki akan membeli kunci gembok dari penganten perempuan dengan sebuah angpao, kemudian membuka koper tersebut. Lalu, orangtua penganten lelaki akan menyalakan lentera untuk kedua mempelai.

Acara terakhir adalah Teh Pai kedua mempelai kepada keluarga penganten lelaki. Syarat dan ketentuan yang berlaku sama seperti Teh Pai di pihak penganten perempuan ^^

Our Day part 1.1
Selesai


-Ling-

Titik Balik Kesabaran

Rasanya baru gedebak-gedebuk menghitung hari yang tersisa untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum hari H, kini semua sudah menjadi masa lalu. Semua persiapan dan segala bentuk kekhawatiran sudah tak berarti apa-apa.

Meski tak semua berjalan seperti yang diharapkan, meski ada saja yang di luar perencaan dan mengecewakan. Toh, kami berhasil dipersatukan dalam kesakralan yang ditutup dengan perjamuan malam yang (diharapkan) berkesan bagi para tamu undangan serta semua pihak yang sudah mengulurkan bantuan ^^

15 Oktober 2011 berjalan super cepat. Rangkaian acara yang padat menjadikannya hari kilat. Acara yang dimulai sejak subuh disusun sedemikian rupa tanpa jeda sampai penutupan di malam harinya *kalo ada yang mau contekan susunan acara bisa tinggalin pesan di komen :)

Pelatihan terbesar yang diterima pada hari Sabtu yang satu itu adalah, kesabaran. Bersabar menerima segala kekurangan serta janji palsu dari pihak tertentu. Saking bersabarnya, sampai-sampai salut sama diri sendiri yang mampu melakukannya dengan baik.

Rasanya tak adil jika kesabaran dimanfaatkan. Saatnya melakukan perhitungan ulang. Janji adalah hutang, teman! Terlebih jika tak memenuhi janji untuk perkara besar yang tak mungkin diulang kembali, tafsir saja sendiri harga yang harus dibayar jika dinominalkan.


-Ling-

Thank You!

Dear Family and Friends,

Thank You for joining our Big Day at:

Lodan Mas Function Hall 2nd floor
Saturday, October 15th 2011

We are super glad!!!

Klik to join our WEDDING GAME!

Messages at comments would be an extra gift for our memorable day ^^


-Ling-

Sangjit: Oh Begitu..

Kesibukan mempersiapkan acara Sangjit terbayarkan sudah. Acara bisa dibilang sukses, meski terjadi per-spora-an pasukan yang datang ^^ Semula diinformasikan pasukan yang datang sekitar sembilan orang. Eh, keesokannya, waktu dikabari kalo pasukan siap berangkat, jumlahnya menjadi 17 orang! Ckckck 

Di postingan sebelumnya, Sangjit: Persiapan, diceritakan tentang isi nampan. Rupanya, selain isi nampan, tata cara dan aturan untuk pasukan pembawa dan penerima nampan juga tak sama. Aturan dari pihak Kamu, pasukan yang datang tak dibatasi, tapi yang boleh membawa nampan hanya kaum perempuan yang udah menikah. Kalo di keluarga gue ga ada ketentuan seperti itu. Siapa saja boleh membawa atau pun menerima nampan di acara Sangjit.

Jadinya waktu Sangjit kemaren, yang menyerahkan para ibu-ibu, dan diterima oleh "siapa saja" dari pihak gue. "Siapa saja"-nya didominasi oleh kaum muda, biar mendapat angpao enteng jodoh katanya *tiap pembawa dan penerima nampan mendapat angpao Asimilasi kebudayaan kecil-kecilan deh :P

Nampan yang diterima dibuka dan dikeluarkan sebagian isinya. Buah-buahan dan kue disajikan untuk dinikmati bersama. Pita bola dipasangkan ke pintu utama. Isi lainnya, selain yang sudah ada jatahnya, seperti kalengan, lilin, teh, permen, diambil setengah lalu setengahnya lagi dibiarkan tetap di dalam nampan untuk nanti dikembalikan ketika mau pulang.

Si calon penganten lelaki yang datang pada hari Sangjit tidak boleh langsung masuk ke dalam rumah perempuan. Setelah pihak perempuan menerima dan menyepakati maksud dan tujuan kedatangan yang disampaikan oleh juru bicara, baru deh boleh masuk dan dipertemukan dengan si calon penganten perempuan.

Oh yah, bersyukur banget di acara Sangjit kemaren ini gue sempat nyeletuk dan mengundang sepupu untuk datang. Jadinya dapat bala bantuan untuk mempersiapkan acara makan siang, meski merasa ga enak juga karena jadinya ngerepotin hehehe.. Satu kata, Terimakasih!

Ngomong Nulis soal makan, adat si Kamu lucu juga. Pada saat acara makan siang, si Kamu kembali diuji. Dia ga diperbolehkan ikut makan. Paling mentok cuma boleh minum dan nyicip sedikit kue atau buah. Jadinya, waktu pulang, si Kamu dibekalin lunch box.

Katanya, untuk acara Sangjit, sebaiknya di mulai pada pagi hari dan selesai sebelum jam 12 siang. Biar pulangnya ga kena macet kali yah.. :P 


-Ling-

Sangjit: Persiapan

Salah satu yang tak terlepas dari rangkaian acara pernikahan adalah Sangjit. Dalam bahasa Indonesia, pengertian Sangjit bisa disamakan dengan acara "seserahan" yang ada dalam adat dan tradisi sebagian besar suku. Serupa tapi tak sama. Sama-sama ada, tapi berbeda dalam pelaksanaan dan tata cara. Intinya yah si pihak calon penganten lelaki menyerahkan sejumlah barang kepada pihak calon penganten perempuan.

Tiap suku bangsa mempunyai tradisi yang berbeda. Meski sama-sama ada acara sedemikian tapi apa yang diserahkan oleh pihak calon penganten lelaki berbeda-beda. Bahkan perbedaan tersebut tampak dalam sesama suku Tionghua.

Untuk kasus gue, daftar isi seserahan mengikuti suku Khek, khususnya Jawai, Kalimantan Barat. Alasannya, karena gue punya lebih banyak waktu sumber informasi yang bisa ditanya lebih lanjut. Kalo nyokap si Kamu masih ada, mungkin kasusnya akan berbeda. Isi nampan-nampan yang dibawa kemungkinan besar mengikuti daftar suku Hokien.

Gue dan si Kamu memutuskan untuk membuat daftar dengan membedakan antara yang utama dan tambahan. Jadi, list utama adalah mengikuti daftar gue, tapi jika ada yang harus ditambahkan berdasarkan tradisi Hokien, baru deh. Begitu juga benda-benda tambahan yang muncul mengikuti perkembangan jaman.

Laju asimilasi antar suku lumayan membuat bingung. Daftar isi menjadi campur aduk. Ujungnya, isi kantong dijamin terkeruk. Males deh.. Meski yang disuruh belanja si Lelaki, tapi kan nantinya untuk keuangan akan menganut paham "uang mu uang ku, uang ku yah uang ku" :P

Jalan keluar yang gue pilih adalah menanyakan daftar isi nampan Sangjit yang utama kepada beberapa sesepuh. Apa aja yang minimal harus ada? Anggap aja calon gue ga mampu, apa isi minimal yang harus dia bawa?

Dari jawaban-jawaban yang gue terima, ditambah beberapa item karena alasan khusus, berikut hasil belanja Sangjit satu hari kami.
1 angpao uang susu
1 angpao lamaran
1 angpao pengganti baju mama
1 potongan kain pao ji pu
2 pita bola + fungchiu
2 pasang lilin penganten + kimfa
2 botol sparkling grape juice
4 kaleng Cukiok
4 kaleng Longan
4 kaleng kacang polong
4 kaleng Fanta merah
4 bungkusan permen
4 bungkusan kelotok
12 bungkus teng-teng kacang
12 bungkus kue sangjit
12 bungkus jipang
1 angpao pengganti uang sepatu 
4 bungkusan teh
4 bungkus rokok + korek
8 buah cupcakes
1 kue lapis
8 buah apel
8 buah jeruk
2 buah jeruk bali
1 kg buah anggur
1 baju untuk nenek
1 baju untuk mama angkat

Karena si Kamu melangkahi kakak perempuannya, jadi, untuk "syarat" ada tambahan:
1 buah gunting
1 gulung pita merah
1 setel daster

Tak ketinggalan ornamen-ornamen untuk mempercantik nampan serta angpao untuk pasukan pengantar nampan ^^

Urusan isi nampan Sangjit seharusnya dipersiapkan oleh keluarga pihak lelaki. Tapi karena daftar belanja dari pihak perempuan, maka acara eksekusi dilakukan oleh gue dan Kamu. Lalu, karena satu dan lain hal (baca: macet), akhirnya barang belanjaan dirapikan dan dihias di tempat gue. Baru kemudian si Kamu bawa pulang dan susun ke dalam nampan yang sudah dipersiapkan.

Seru juga rushing seharian untuk keperluan Sangjit..


-Ling-

Laser

Setelah terposting sekian lama, akhirnya ilmu Setting Label terpakai juga. Undangan udah berbaris dibelakang garis start untuk mulai meluncur.

Secara teknis, tutorial yang gue buat ini sangat membantu dalam menyiapkan si label nama tamu yang dituju sebelum disampaikan. Ketika gue coba print, nama-nama tamu yang akan diundang, tercetak tepat pada posisinya di atas label Tom & Jerry 103 warna putih. Tapi, *kenapa harus ada kata tapi? hal lain muncul menjadi penghadang! Begitu gue ganti dengan label yang transparan, hasil cetakannya berbayang.. Huhuhuhu

Rupanya oh rupanya, label transparan tidak cucok dengan printer laser. One problem solved, another appear. Grrr... Nyoba ngakalin dengan nge-print hanya satu label tiap kali nyalain printer *kata si Kamu, mungkin karena kepanasan Tapi, *sekali lagi tapi selain berbayang, hasil cetakannya ternyata tidak bisa menempel dengan sempurna. Gampang ngelotok dan copot. Begitu disentuh langsung pudar.

Solusi si Kamu, beli tinta baru untuk printer Inkjet yang selama ini cuma dijadiin scanner. Tapi, *tapi oh tapi 1) mana sempat, 2) mikir-mikir karena bete kalo sampai seperti kasus sebelumnya yang ternyata head-nya udah kering dan ga bisa dipake.

Sempat juga nyari-nyari info lain untuk ngakalin masalah ini di Google. Dan, ternyata memang bahan yang dipake untuk nge-print pake printer laser itu khusus. Tapi, *fave word of the post ketika si dede nanya ke beberapa toko di Pasar Pagi, ga ada yang jual.

Hayaya... Kalo udah begitu, cuma bisa bilang belum jodoh nge-print label nama pake printer di rumah. Solusi akhir, numpang! :P Berangkat deh ke Evian Garden dengan berbekalkan list nama di memory hape dan tiga bungkus label Tom & Jerry 103 Transparent. 

Meski sempat bingung waktu ngatur settingan karena perbedaaan MS Office yang dipake, Inkjet + Tom & Jerry transparent = Perfecto! ^^ Thanks, Cinta!! Muahhh...


-Ling-

Pelajaran

Tulisan kali ini didedikasikan kepada seluruh umat manusia diluar sana yang bermaksud membeli perabot keperluan rumah, terutama furniture alias mebel. Jangan sampai mengalami nasib yang sama seperti gue. Berikut cerita panjangnya.

20an Agustus 2011 *lupa tanggal pastinya.
Gue mengunjungi pameran mebel di Mangga Dua Square depan Carrefour, dilayani oleh Marketing S. Beberapa hari kemudian kembali ke sana dan melakukan pemesanan dengan penekanan barang harus dikirim pada tanggal 10 September 2011. Gue mau pake tanggal 11. Permintaan gue disanggupi oleh si Marketing S. Gue membawa pulang nota atas nama CV Tunas Muda Furnitu**, yang berlokasi di daerah Duren Sawit. Pada nota si Marketing S menuliskan nomor telpon bapak U yang disebutnya "orang pabrik". 

8 September 2011
Bermaksud memastikan pengiriman barang, gue menghubungi nomor telpon yang ada di nota. Berulangkali menghubungi (baca: telpon) Marketing S, nomor telpon (yang katanya) workshop di Duren Sawit, dua nomor ponsel pak U. Tak ada yang menjawab. Niat mau memastikan pengiriman barang malah jadi ajang mencari orang hilang.
    9 September 2011
    Kembali menghubungi nomor-nomor yang ada, dan kembali lagi pula tak ada yang menjawab. Gue mengirim SMS kepada Marketing S. Dan mendapat balasan bahwa akan dihubungi kembali sorenya setelah ia memastikan ke pabrik.

    10 September 2011
    Nanti sore dikabarin yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Sampai keesokan siang masih tidak mendapat balasan. Si Marketing M mendadak lost in action. Gue SMS dari pagi sampai siang, ga ada yang dibalas.Telpon ga diangkat. Sorenya sergap ke lokasi pameran menemui Marketing S, lalu berhasil menghubungi bapak U menggunakan ponsel Marketing S. Ketika ditanya siapa bapak U ini, Marketing mengakuinya sebagai bos. Keputusan: barang dikirim minggu depannya dengan kompensasi (setelah argumen panjang) sebuah bed side. Catatan: Di telpon, bapak U memberitahukan bahwa Marketing S sudah tidak bekerja lagi atas nama dia *nah lho! 

    18 September 2011
    Barang datang, yang ngirim bapak D. Design tidak sesuai dengan sketsa awal. Ketika ditanya, dijawab "masa? di design-nya ga ada" *doeng! Lemari tetap dipasang dengan catatan akan dibuatkan list sesuai design awal pada saat pemasangan ranjang. Pemasangan ranjang akan ditentukan lagi karena harus dilakukan pada hari dan jam tertentu. Gue (dengan bodohnya) membayar lunas sisa tagihan ke rekening atas nama Lisnawa** *masih memberi kepercayaan

    1 Oktober 2011
    Gue menghubungi Pak U. Telpon ga diangkat, lalu gue SMS, "Mas, untuk pasang ranjangnya, tolong datang tgl 5 oktober jam 9 pagi. Jangan lupa bawa alat utk bikin list di lemari. Thanks." Dibalas, "Maaf atas nama cp ya?". Lalu tak ada balasan setelah gue kasi penjelasan siapa saya. 

    4 Oktober 2011
    Gue sms menekankan konfirmasi untuk pemasangan ranjang untuk keesokan harinya: "Pak, bsk confirm yah jam 9, untuk pemasangan ranjang dan bikinin list utk lemari yg di jl bakti no XX a/n Ling".  Dibalas "Iya nti sy ksh tau orang pabrik". Gue tutup dengan "Tolong yah pak. Thanks"
      5 Oktober 2011
      12.20 WIB
      Dari pagi ini-itu, akhirnya sempat liat ponsel. Ada SMS masuk, pesannya "Ci td sy sdh tlp orang pabrik ktnya jam 3/4, nti tlp ja kesni 02193143xxx dngn pak danxx yg mau pasang. Thx", pukul 10.32. Esmosi deh langsung. Berengseke kali ini manusia!

      Langsung gue telpon dan diangkat setelah 3x pengulangan. Dalam pembicaraan telpon tersebut, dengan gagah berani si bapak U yang hebat ini tidak merasa bersalah dengan SMS yang dia kirim terakhir. SMS terakhir yang gue kirim dia artikan sekena perutnya. Minta konfirmasi kedatangan, dia artikan sebagai batas waktu memberi konfirmasi. Hello..?? SMS gue yang hari Sabtu dikiranya apa?!

      Esmosi langsung naik ke ubun-ubun. Sampai-sampai nyokap bilang "mau lancar jangan marah-marah" *dalam hati andai gue bisa redam. Berhadapan dengan manusia hebat macam bapak U ini seh beneran mana tahan. Berengseke 2 untuk hari ini adalah, dia ga berani menjamin kalo orang pabrik akan datang untuk membuat list pada lemari gue sesuai waktu yang diberikan. Plok plok plok. Nada suara makin tinggi dan ucapan gue pun makin menusuk. Setelah gue ancam ini-itu, baru dia bilang akan melakukan konfirmasi lebih lanjut kepada pihak pabrik untuk ketepatan waktu.

      15.10 WIB
      Datang dua orang yang dengan polosnya bilang mau pasang ranjang *Koordinasi oh koordinasi. Yang datang adalah bapak D dengan asistennya, bapak I. Gaya bicara dan cara kerjanya masih bisa dikatakan beritikad baik. Datang-datang langsung nanya dan membenarkan beberapa bagian tanpa diminta. Tapi, tetap aja apa yang akan dikerjakannya tidak sesuai dengan apa yang diomong pada tanggal 18 September lalu.

      Berhubung udah ga terlalu menaruh harapan, sebelumnya udah bahas ama nyokap untuk ga melakukan penambahan lagi, jadi yah ga terlalu gimana deh dengan perbedaan baru yang ditawarkan. Omongan sebelumnya, membuat guratan list lalu mewarnainya. Yang akan dilakukan hari ini, membuat hiasan list pada dinding lemari dengan menggunakan PILOX! *oh no oh yes deh.. Keputusan akhir membiarkan dinding depan lemari tetap polos.

      Daripada mereka uda datang tapi ga melakukan apa-apa, gue minta untuk merapikan beberapa bagian lemari yang kurang kokoh. Di sini gue mendapatkan informasi yang cukup penting. Rupanya bapak S tidak lagi dipekerjakan karena cara kerja bapak S yang dinilai terlalu bermulut manis diawal tapi akhirnya ga bisa memenuhi kewajiban. Lalu, rupanya bapak U adalah seorang manusia dengan label koordinator pameran. Atasan Marketing S yang kalo ada pesanan akan menghubungi bapak D.

      Dan, si bapak U ini memang ada gangguan dalam membaca. Isi SMS yang gue kirim 1 Oktober yang begitu jelas dan pasti isinya masih bisa dia salah baca! Pada hari Senin, si bapak U menghubungi bapak D untuk mengatur waktu pemasangan ranjang dan bukannya meminta dilakukan pemasangan ranjang di tempat gue sesuai waktu yang doiberitahukan. Rupanya.. kecerdasan seseorang memang dapat dilihat dari bagaimana ia merespon panggilan serta mengetik isi SMS. *Udah tau dagang, telpon masuk ga di angkat, pake settingan UNKNOWN NUMBER pula. SMS urusan kerjaan aja masih pake tata bahasa yang sedemikian rupa* Weleh-weleh..
        Pelajaran yang dipetik!
        HATI-HATI KALO PESAN BARANG DI PAMERAN
        JANGAN LAKUKAN PELUNASAN KALO HAK BELUM DITERIMA SEMUA
        ALAY DETECTED. BE BE BE BE CAREFUL! 

        Wuihhh panjangnya ketikan gue kali ini. Semoga tidak ada lagi korban lain seperti gue. Akhir kata, semoga semua makhluk hidup berbahagia ^^


        -Ling-

        Waspadalah!

        Perhatian!
        Perhatian!!

        Maling spion kini tidak hanya mengincar mobil-mobil mewah dan mahal. Toyota Avanza pun kini tak luput dari niat jahat para pelaku yang tidak bertanggungjawab.

        Waspadalah!
        Waspadalah!!
        Waspadalah!!!


        -Ling-

        Budgeted Party

        Outstanding, unique and memorable dreamed party are not easy to held. Even harder when this "budgeted" appears after those adjective words. But, harder doesn't mean impossible! "Creativity" and "Extra effort" will take you closer to your dream. Maybe can not get all, but for sure, you can have one or two *like I do

        Oh, you should also have the guts of gambler. We know that "not all pricey things equal to satisfaction" so do "not all budgeted are lame". So, be smart in deciding vendors. Learning from my experience, bride and groom to be, if you have time, do it yourself. Tiring but the result are (very) satisfying *I'm open for consultation :P

        Like every other girls, I do have some ego about my big day, which are:
        A real wedding cake instead of stack of styrofoam
        Dont wanna waste amount of Rupiahs on invitation card, which end up as domestic waste after a few glance.
        Wanna have a photo corner to capture all my quests

        My wishlist may a lil bit different then others bride-to-be's. But, thats what I want. And, I try my best to get it no matter what. Well, some replacement and substitution can do, as long its "still the same" *at my very subjective perspective ^^ First two are checked with no extra expense. The last one haven't decided yet *crossing fingers to have it

        My budgeted party are going to be start in not more then two weeks, yet still have couples things on list. Another crossing fingers!
        Daisypath Wedding tickers
        Countdowt
        Wish me luck!


        -Ling-