My Favorite

Favorite Place. Favorite Man.

Kunjungan Pertama

Kunjungan pertama ke negeri Singa. Bosan dengan Merlion, bergaya dengan latar landmark lainnya.

Plan B Lebaran

Libur Lebaran memungkinkan untuk berkeliling Jakarta tanpa ditakuti oleh kemacetan yang terkenal itu. Di hari kedua Lebaran, rencana bersilahturahmi ke rumah saudara yang merayakan Idulfitri tahun ini harus berpindah lokasi. Orang yang dituju sedang berada di "Rumah Sehat" alias hospital. Jadi, acara rusuh pun pindah alamat. Dan batal juga mengajak serta si Anak untuk ikut meramaikan acara, bertemu dengan sanak keluarga. 

Plan B adalah, Anak tinggal di rumah bersama Papanya. PR Papa adalah memastikan anak tenang terkendali sampai gue kembali ke rumah. Baru deh setelah itu jalan-jalan sama-sama lagi.

Rumah Sehat yang dituju ini sedikit lebih dekat dibanding ke rumah si Koko. Dan karena RS, maka harusnya tidak lama berkunjung ke sana. Toh yang sakit harus beristirahat. Jadi keputusan sudah bulat untuk menjalankan plan B. 

Eh eh eh.. tetap saja. Jalan jam tiga, jemput saudara lainnya, meluncur ke RS, ngobrol yang super lama, pulang sampai rumah lagi sekitar jam delapan malam. Anak yang jarang banget ditinggal pun menyampaikan isi hatinya. 

"Mama pergi. Audrey sama Papa di rumah. Mama perginya lama banget! Ga boleh pergi lama-lama". 

Berniat memberi penjelasan, 
"Mama kan perginya jauh. Jadinya lama deh". Eh, tanpa babibu diskak-mat "Mama ga boleh pergi jauh-jauh. Mama perginya yang dekat aja dari rumah". Hemm.. ga tau lagi mesti jawabnya gimana. Ckckck... 

Jika ada yang penasaran kaitan ketikan dengan pilihan foto, itu adalah foto pemandangan Jakarta malam yang diambil dari kamar RS lantai 35. Beautiful! Get well soon dear Aso. Muahh.. 


-Ling-

Jakarta Fair 2017

Satu acara rutin tahunan yang dinanti-nanti, Pekan Raya Jakarta alias PRJ yang kini berganti nama menjadi Jakarta Fair. Hampir tiap tahun tidak pernah bolos. Bahkan dalam sebulan bisa beberapa kali. Acara biasanya berlangsung selama sebulan, tahun ini lebih panjang. Buka tanggal 8 Juni tutup 16 Juli 2017.

Sampai tulisan ini diturunkan, penulis sudah dua kali masuk Jakarta Fair. Padahal yah ke sana ga gimana-gimana juga. Tapi suka aja gitu sama keramaian "pasar malam". 

Kegiatan pasti di Jakarta Fair ala gue:
Satu. Mengunjungi stand Yakult. Beli dua pack, boleh ambil undian untuk mendapatkan hadiah langsung. Incaran, botol minum bentuk botol Yakult. 

Dua. Jajan kerak telor. Ga ada stand khusus. Asal mampir aja. Secara banyak banget pilihannya. Dan rasanya agak mustahil juga untuk menghapal posisi atau muka penjual. Satu yang harus diperhatikan adalah membeli minum di stand sekitat penjual kerak telor. Masa beli minum dua botol 16rb. 

Tiga. Stand pakaian anak. Murah beneran yang ini. Pakaian karakter lisensi mulai dari 30an. 

Empat. Stand jajanan sejenis sosis dan yang goreng-goreng lainnya. Jangan bahas sehat ga sehatnya yah.. Hahahah..

Lima. Anjungan daerah. Biasa nyokap suka cari stand dari Kalimantan Tengah untuk membeli akar "bulu perindu" yang berkhasiat untuk menghilangkan angin. Terutama angin duduk yang maha lihai itu.

Rasanya itu dulu. Kalo ada lagi nanti diupdate. 

Oh yah, jangan lupa yah. Beda hari besa pula harga tiket masuk (HTM) Jakarta Fair. Paling murah hari senin. 
Daftar harga tiket masuk Jakarta Fair 2017: 

Senin Rp. 20.000
Selasa - Kamis Rp. 25.000
Jumat Rp. 30.000
Sabtu- Minggh Rp..35.000

Photo booth

Kegiatan kekinian pada masa SMA dulu kini dilakoni bersama anak. Begitu cepatnya waktu berlalu.. 

Pada jaman itu, ga boleh liat photo booth. Sampai antri-antri pun disabari. Tak ketinggalan album untuk menempel foto-foto instan dalam bentuk stickernya. Kalo yang ga sticker kita fungsikan double tape. Hehehe.. 

Niat untuk foto sebenarnya sudah beberapa kali muncul ketika melihat photo booth di Timez***. Hanya saja batal karena per sekali foto itu Rp. 45.000. Ga rela. Ketika kemaren ini menemani si Anak main di Empo P***, eh lihat ada photo booth juga. Ditengok, cuma Rp. 30.000. Jadi lah kembali bergaya. 

Kagok-kagok dikit bermain dengan mesin yang "up-to-date" itu. Apalagi batas waktu untuk menentukan pilihan yang singkat banget. Boro-boro mau melihat jelas pilihan design yang ada, apa yang harus dilakukan aja masih bingung. Jepret-jepret juga cepat! Timing yang ditentukan ga cocok banget untuk foto sama anak-anak yang masih harus diarahkan. Apalagi pengalaman pertama setelah sekian tahun. Hahaha..

Ya sudah lah.. Anggap seru-seruan aja. Yang penting hepi. Huehehehe... 


-Ling-

Nyalon

Anak mama nyalon untuk pertama kalinya. Sejak dibotakin sama Ieie dan Ama waktu usia 40 hari, ini pertama kalinya rambut si Anak bukan gue yang guntingin. 

Sedikit menyesal karena tidak browsing dulu untuk memilih model rambut kekinian dan malah memotong model rambut Dora. Kalimat sakti, ini seh sama aja seperti gue potongin sendiri di rumah. Ckckck.. Tapi ya sudah lah yah.. anggap aja membayar untuk ngilmu cara mendiamkan agar bisa memotong dengan lebih leluasa. 

Dan, ide penghematan "potong poni pendekan dikit" karena banyak yang bilang aneh setelah melihat hasilnya, jadi ikut merasa bersalah sama si Anak. 

Last but not least, setelah membandingkan dengan foto terakhir, gue pun lebih suka model rambutnya yang lama! Baik lah.. selanjutnya Mama akan menolak desakan atau masukan pihak mana pun yang menyarankan rambut pendek untuk mu. 

Dan, potong rambutnya kembali ke salon Mama saja yah, Nak. Ikhlas ga ikhlas harus merogoh 150 ribu untuk jasa gunting rambut mu. Yang penting kan udah pernah ngerasain nyalon sambil duduk dalam mobil sambil nonton tv serta rambut lembut mu di blow sama profesional. Toh sentuhan tangan mama mu ini ga kalah sama si om dan tante di sana. 

Love you my Dora the Explorer! 


-Ling-