My Favorite

Favorite Place. Favorite Man.

Kunjungan Pertama

Kunjungan pertama ke negeri Singa. Bosan dengan Merlion, bergaya dengan latar landmark lainnya.

Pulau Kemaro

Pulau Kemaro terletak tak jauh dari kota Palembang. Jadi, sampai di Palembang harus menyeberang ke Pulau Kemaro. Perjalanan hanya 15 menit dengan speedboat yang disewa seharga Rp.300.000 untuk pulang-pergi. Kapasitas sekitar 6-7 orang jika kecil-kecil (perkiraan pribadi). Kemaren itu kami lima dewasa dan satu anak 2.5 tahun, dan masi ada tempat untuk satu orang lagi.

Yang paling mencolok dari pulau kecil ini adalah ada satu bangunan kelenteng dengan pagoda tinggi menjulang sebagai landmark. Sayang ketika kami berkunjung sudah sore, meski pintu pagoda terbuka tapi pagar terkunci. Jadi ga bisa masuk dan menaiki pagodanya. Waktu itu hanya sempat masuk ke dalam Kelenteng. 

Juru kunci Kelenteng adalah seorang keturunan Tionghua yang beristerikan Melayu Palembang. Mereka tinggal di bangunan terpisah masih dalam "komplek" Kelenteng. Mereka juga mengajak kami mampir ke warung mereka untuk menikmati kelapa muda.

Sebutir kelapa muda pun menutup kunjungan kami di Pulau Kemaro. 


-Ling-

Three S

Most child can not says "No" to, swim, swing and a splash at beach! Most mom can not get enough with her baby happy face. 

And what happen at night is mom calming down her "ngigo" baby after having a combo. Baby swim, swing and splash in one day! 

Yeay! We had an over excited girl in the house!

Sabbe satta bhavantu sukhitatta.. 


-Ling-

Tiba di Bali

Kemaren itu, untuk pertama kalinya menuju Bali melalui jalan darat. Menyeberangi selat Sunda dan tiba di Gilimanuk. Berangkat dari Malang sekitar jam enam sore, tiba di terminal Ubung, Bali sekitar jam lima pagi. Bus Gunung Harta yang kami tumpangi sangat nyaman! Susunan kursi 2-2 dengan ruang kaki super lega dan bisa diatur, membuat perjalanan panjang tidak terasa. 

Bus hari itu bisa dikatakan sedikit lebih terlambat dari biasanya. Tak lama meninggalkan kota Malang, kami melewati kemacetan yang cukup parah. Ada kecelakaan jika tak salah. Tapi lumayan, jadinya hari sudah terang ketika tiba di Denpasar. 

Terminal Ubung sedikit mengejutkan kami. Citra Bali sebagai kota ramah turis sedikit tergores karena begitu banyak yang menawarkaan taksi dengan nada yang "tidak biasa". Ada selintingan terdengar "sombongnya" dan "dijemput om-nya", ketika kami melewati barisan supir taksi yang menawarkan jasa. 

Sebelumnya memang sudah sempat juga membaca cerita Terminal Ubung yang katanya agak-agak. Bahkan ada cerita ketika musim pulang kampung, ada yang dipaksa menaiki bus meski beda jurusan atau tidak sampai tujuan. Tapi masih tidak langsung percaya. Jadi sempat kaget juga ketika mengalami sendiri suasana di terminal. Apalagi pagi-pagi, antara baru bangun dan masih bingung. 

Saudara yang menjemput tiba beberapa menit kemudian. Ketika menunggu, sempat memperhatikan para supir taksi yang akan langsung mendatangi para penumpang yang baru akan turun dari bus. Jarang yang menggunakan jasa taksi. Entah ada yang menjemput atau akan berjalan keluar terminal.

Ternyata memang tak semua kendaraan pribadi bisa masuk ke dalam terminal. Si Saudara ini kebetulan kerjaannya keluar-masuk terminal untuk mengambil paket, jadi kendaraannya sudah "aman". Jadi, untuk menghindari taksi terminal yang notabene akan mengenakan harga tinggi, langsung saja jalan keluar dan cari taksi atau kendaraan lainnya di jalan. Tapi jika tidak keberatan dengan harga, maka tak masalah untuk menggunakan jasa taksi terminal. 


-Ling-

Happy Mother Day

Hi ibu-ibu.. Selamat Hari Ibu.. 

Sejujurnya, gue sendiri jarang sekali mengucapkan "Selamat Hari Ibu", ke nyokap. Bisa dibilang termasuk golongan yang tidak memperingati "Hari-harian" semacam ini. Terlebih lagi nyokap. Jadi lah untuk urusan beginian kita termasuk yang jadoel. 

Tahun ini untuk pertama kalinya mendapat kartu dan bunga dalam rangka Hari Ibu yang dibuatkan oleh Si Anak di sekolahnya. Tak alang-alang, kartu dan bunga diberikan di atas panggung setelah acara nyanyi dan "fashion show" selesai. 

Cerita mengenai kartu, jadi kartu dibuat satu hari sebelum hari H pentas. Dan pada saat dijemput si Anak keukeuh sampai nangis-nangis mau menunjukannya pada saat dijemput. Padahal itu harusnya surprise buat si ibu. Ckckckck..

Di panggung beda lagi ceritanya. Tiga kali pertunjukan, dua kali dia keluar sambil menangis. Alasannya, karena ga ada mama. Hayaya.. harus lebih sering latihan ditinggal mama ini anak. Yang sukses tidak nangis hanya ketika keluar menyanyikan lagu "Shi shang Ceyou Mama Hao". Keluar panggung aja yah. Nyanyi mah masi ala kadarnya. Latihan aja cuma tiga hari. Dikasi tau Rabu, Sabtu pertunjukan. 

Oh yah, tema cosplay adalah My Hero. Bisa tokoh, profesi, atau karakter kesukaan. Berhubung punya mama praktis, untuk kostum, gaun dilengkapi dengan sayap, jadilah fairy! Eh.. malah "Bukan fairy mama. Butterfly". Oke lah nak! 

Sekali lagi.. Selamat Hari Ibu! Happy Mother Day!! 


-Ling-

Hebat Yah

Di dalam kamar mandi selalu ada satu buah ember ukuran standar (besar). 

Tadi sore si Anak setelah selesai sabunan dan lain-lain minta berendam dengan bak mandi dia yang dari bayi itu. Agar supaya berendamnya ga lama, sengaja bak hanya diisi air sedikit. Lalu air di dalam ember tidak terlalu penuh. 

Biasa paling hanya sekitar setengah ember air yang dipindahkannya ke dalam bak mandi. Air dipindahkan menggunakan gayung mandi. Eh, tadi sewaktu ngecek, si Anak lagi posisi mengangkat ember. Air yang sudah sisa sedikit dituang langsung ke dalam ember!. Alamak. "Untung saja tidak terjatuh", komentar dalam hati. Dari luar tetap cool bagai kulkas dua pintu. 

Dengan nada santai dia tiba-tiba berkata, "Mama, Audrey hebat lho". "Hebat apa?". "Audrey bisa tuang air sendiri. Hebat yah", lanjutnya. Oke nak! Love you full!!


-Ling-

I am Groot!

I am Groot. I am Groot.. I am Groot! 

Suka banget deh sama film yang satu ini. Ya cerita, ya action, tak tertinggal humornya. Tak sabar menunggu sekuel berikutnya! I am Groot.

Si Anak nanti akan punya cerita tersendiri dengan Guardian of the Galaxy ini, film pertamanya di bioskop! Rencana awal mau dititipkan. Eh tumben dia lebih memilih nonton dibandingkan main di Timezone. Ya sudah deh diajak sekalian. Lumayan.. ga ada drama minta keluar ditengah pertunjukan. Padahal awalnya sempat ragu dan sudah mengiklaskan tiket jika seandainya itu terjadi. 

Karena nonton sore dimana biasanya dia tidur jadi tadi sempat tertidur di tengah pertunjukan. Bangun lagi pas uda mau ending. Sempat menyangka ada yang kapok, soalnya pas ditanya "mau nonton lagi ga?", dia menjawab, "nggak". Ternyata maksudnya ga mau sekarang nontonnya. Kalo besok-besok mau. 

Kalo ada kartun yang bagus boleh lah coba lagi. Kasi tontonan yang benar-benar untuk usianya agar bisa dinikmati maksimal. 

Sekali lagi, I am Groot!! 


-Ling-

Cuci Pakaian di Hotel

Suata perjalanan bisa terjadi setelah melalui tahap perencanaan matang atau spontanitas. Atau yang diantara keduanya, perencanaan ala kadarnya yang tak lupa diikuti oleh penyesuaian dalam pelaksanaannya. 

Beberapa waktu lalu, gue dan keluarga memutuskan mengeksekusi kunjungan ke Lampung yang telah menjadi wacana sekian tahun. Keinginan bertahun-tahun lalu yang terlupakan dimulai dengan rencana ala kadarnya. Berbekal ingatan kunjungan akan Pantai Pasir Putih yang memukau bertahun-tahun lalu, perjalanan pun di mulai. 

Baru juga menyeberangi selat, belum  mendarat di tanah Sumatera, sudah tergoda untuk tak sekedar mengunjungi Lampung. "Lampung ke Palembang hanya enam jam", kata seorang bapak yang kami temui di ferry. Jeng jeng jeng.. Alhasil, perjalanan pun berlanjut.

Rencana awal yang hanya menginap semalam pun tinggal rencana. Pakaian yang dibawa pun tak lagi memadai. Pengalaman pertama mencuci pakaian di hotel pun di mulai. Syarat utama untuk langkah yang satu ini adalah memastikan penginapan yang dipilih menyediakan fasilitas hair dryer. Jadi seandainya sampai pagi belum kering, siap-siaplah beraksi! Karena pakaian yang dibawa dominan bahan poli, tak sepenuhnya katun, jadi lebih cepat kering. Tak sampai harus mengeluarkan senjata andalan. 

Jangan lupa!:
1. Pilih pakaian non katun atau yang berbahan tipis agar lebih cepat kering.
2. Pastikan hotel menyediakan fasilitas hair dryer seandainya dibutuhkan. 

Selamat mempersiapkan perjalanan.. Semoga perjalanan menyenangkan! 


-Ling-

Laksa Benteng

Sekian kali ke Pasar Lama, Tangerang baru kali ini nyobain Laksa yang terkenal ini. Semua berkat ke sana hari Senin dan Bakmi Joy tempat biasa nongkrong tutup. Jadi lah beralih ke Laksa yang memang sudah beberapa kali berniat nyobain tapi gagal.

Suka sama rasa kuahnya yang pas di lidah. Ga ada bau antik laksa Singapore. Mie yang dipakai teebuat dari mie beras. Teksturnya sedikit kasar, tapi masih enak. Overall, i like it!

Boleh lah mencoba jika kebetulan ke sana. Seporsi Laksa dengan telor hanya Rp. 12.000 saja.


-Ling-

Kuta Lombok

Pantai Kuta yang terkenal di Bali rupanya punya kembar nama di Lombok. Beda pulau beda pula keunikannya. Pantai Kuta di Bali terkenal akan pasirnya yang halus-halus, pasir Pantai Kuta di Lombok besar dan bulat seperti biji Lada. 

Entah karena bentuknya yang besar dan bulat atau hal lainnya, cukup sulit untuk berpijak di hamparan pasir bulat. Kaki seakan terhisap. Apalagi dengan bobot tubuh yang lumayan ini. Langsung masuk sampai semata kaki. 

Keinginan untuk menuju salah satu sisi yang berkarang pun diurungkan karena susah jalan. Padahal banyak pengunjung lainnya yang bergaya dan berfoto di sana. Salah satu pertanda lokasi wajib dikunjungi dalam berwisata. 

Air jernih biru kehijauan seakan memanggil mengajak bermain. Ombak pun tak sekencang yang di Pantai Senggigi. Sayang banyak sekali kerang-kerang yang tak ramah di kaki. Jadinya hanya sekedar bermain di pinggir membasahi kaki. Kecuali si Anak yang ga tahan melihat air. Ga afdol kalo ga sampai ganti baju.

Semoga kebahagiaan yang di dapat melekat dalam jiwa meski memori akan perjalanan ini terlupakan. 


-Ling-

Jambu Jamaika

Salah satu yang tak terlupakan dari perjalanan ke Lampung kemaren ini adalah nikmatnya si Jambu Jamaika. Merah mulus yang sempurna sudah menunjukan rasa manis dan aroma khas yang membuat liur tak terbendung. 

Beli tak sengaja ketika akan menuju Palembang. Lokasi pastinya pun tak tau. Jika tak salah ingat, sepanjang jalan setelah melewati Metro. Si Penjual sempat bilang kalo buahnya ambil dari Metro ketika ditanya apakah buah hasil panen kebun sendiri. 

Jadi bertanya, apakah buah ini memang banyak di Lampung atau sekedar kebetulan saja ketemu. Ah.. mengetik ini saja membuat pikiran kembali terbayang enaknya si Jambu yang wangi dan berair memenuhi mulut. 


-Ling-