My Favorite

Favorite Place. Favorite Man.

Kunjungan Pertama

Kunjungan pertama ke negeri Singa. Bosan dengan Merlion, bergaya dengan latar landmark lainnya.

Seblak Jelatet

Penampilan mungkin gak cantik, tapi rasa.. aduhai.. bikin nagih pengen lagi pengen lagi. Nama lengkapnya Seblak Jelatet Murni. Yang mana baru gue ketahui hari ini. Sebelumnya cuma tau namanya Seblak Muara Karang dan merupakan cabang dari Seblak di Pademangan. Dan, ternyata Seblak ini cukup beken dan kekinian. 

Pengetahuan gue mengenai Seblak cuma sedikit. Pemahaman gue akan Seblak adalah makanan kekinian baru asal Bandung yang isinya sejenis mie tek-tek kuah dengan tambahan ceker dan kerupuk tanpa di goreng yang menjadi ciri khasnya. Karena mengandung ceker ini pula minat gue terhadap Seblak, nol.

Ketika diajak untuk mencoba Seblak Jelatet ini sempat menolak dengan alasan ga doyan ceker. Tapi diyakinkan klo Seblak yang satu ini beda. Kita boleh pilih sendiri isi Seblak yang kita inginkan. Iming-imingnya adalah, kuahnya enak! Pedas mantap! Jadi lah berangkat pada hari yang telah ditentukan. 

Pertama kali masuk tempat makannya, sempat norak. Bingung sama cara memesan makanannya. Ada opsi pilihan menu dan topping. Ada pula pilihan tingkat kepedasan yang diinginkan dengan rentang dari 0-5.

Jadi, di Seblak Jelatet ini kita bisa bebas memilih isi yang kita inginkan. Harga dihitung per item dimana satunya Rp. 8000. Untuk satu mangkok, diwajibkan memilih minimal tiga isi dari apa yang ditawarkan. Mie, Kwetiau, Makaroni, Ceker, Kikil, Bakso, Kerupuk. Berlaku pengulangan. Satu jenis bisa dipilih dua kali atau lebih. Misalnya, Bakso, Bakso dan Kerupuk. Atau bahkan boleh memilih Bakso, Bakso, Bakso. 

Setelah memilih tiga item, baru bisa memilih topping tambahan. Beberapa yang ditawarkan seperti Sosis, Fish Ball, Cihwa, Sayap Ayam, Telor, dll. Harganya bervariasi. 

Ketika menu pilihan datang, hemm.. beda banget sama yang pernah dilihat sebelumnya. Warna kuahnya beda banget. Begitu mencicipi kuah level 1 yang dipesan, langsung keluar asap! Wkwkwkwk.. saking pedasnya sampai ga sanggup untuk menghabiskan. Lidah pun ga bisa menikmati. Tapao!

Pesan satu porsi lagi untuk dibawa pulang. Si Kamu katanya mau mencicipi. Strategi agar kuah ga mubazir, pesanan baru, level 0. Rencananya kedua kuah tersebut akan dicampur agar tingkat kepedasannya menjadi lebih manusiawi. 

Ketika di rumah, boro-boro dicampur langsung, yang ada kuah level 0 berlaku seperti sambal untuk menambah rasa pada mangkok kedua. Bayangkan rasa pedasnya! Hahaha.. 


-Ling-

Menyusui dan Sleep Trainning

Urusan ASI si Anak, setali tiga uang dengan sleep trainning. Sulit sekali bagi dia untuk tidur sendiri tanpa (nenen) mamanya. Karena kebiasaan nenen sambil tiduran dan ketiduran beneran, jadinya dia ga bisa tidur kalo ga sambil nenen. Kebiasaan ngempeng nenen ini berlanjut terus sampai sekarang. 

Proses lepas ASI, atau lebih tepatnya "menyusui" sendiri beberapa kali mengalami maju-mundur. Ga kelar-kelar. PR utamanya yah ketika jam tidur. Jadi buat gue, lepas menyusui sama dengan sleep trainning. Iya. Sleep trainning gue gagal total. Ditanya alasannya apa dan bagaimana ceritanya bisa sampai kebablasan untuk urusan tidur ini, gue pun sudan ga ingat.  

Sejak mendekati usia dua tahun, beberapa metode sudah coba diterapkan. Rasanya pernah di posting juga ceritanya. 

Buat gue, kemelekatan ini terjadi karena ada andil gue juga, jadi gue pun ga mau langsung memaksakan dia untuk bisa melepas dengan cara keras. Perlahan tapi pasti. Sadar diri dengan metode yang dipilih, target pun ga muluk dan super karet. Lepas total usia tiga tahun. *crossing fingers*. 

Memasuki bulan kedelapan, sebenarnya sudah beberapa kali proses lepas menyusui ini mencapai tahap "hampir lulus". Ritme sudah dapat, si Anak juga sudah mulai terbiasa, eh ada perubahan rutinitas atau kegiatan yang cukup signifikan. Seperti yang terjadi April lalu, sudah sempat beberapa hari tidur bermodal susu botol, tiba-tiba travelling hampir satu bulan. Jadilah kebiasaan lama muncul kembali. Kejadian paling anyar, minggu lalu mendadak panas selama beberapa hari. Rewel karena ga enak bodi, nenen pun jadi solusi. Apalagi katanya ASI "tua" sangat baik untuk imun tubuh. 

Setelah beberapa kali progres ke-reset, semoga kali ini menemukan titik terang dan berhasil lulus tahap yang satu ini. Sekarang adalah hari keempat, semoga kebiasaan ini terus berlanjut. Jadi PR selanjutnya adalah melatih dia untuk menenangkan diri sendiri ketika terbangun serta menghilangkan keahliannya nenen sambil bobo. 

Menurut gue, Si Anak sendiri sebenarnya sudah tau dan sadar kalo memang sudah saatnya dia berhenti menyusui. Beberapa kali dia sendiri yang bilang kalo dia sudah bukan bayi lagi dan sudah tidak mau nyusu. Tapi begitu candunya datang, tanpa malu dia merubah diri menjadi bayi. Bahkan sampai bertingkah dan berbicara bahasa bayi. Jadi, bukan tak mau, hanya saja dia belum mampu.

Dua hari tidur guling-guling, hari ini dia maunya tidur di atas guling. Apapun itu, semoga kali ini berhasil lulus!

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.. 


-Ling-