My Favorite

Favorite Place. Favorite Man.

Kunjungan Pertama

Kunjungan pertama ke negeri Singa. Bosan dengan Merlion, bergaya dengan latar landmark lainnya.

3 Idiots

Its been a while since I watched India's Bollywood movie. The last one might be Kuch Kuch Hotta Hae, which take me back to my first year at college or around last year at senior high era, years ago..

Last night I watched this 3 Idiots starred by Amir Khan and Kareena Kapoor. Hear read about it before but never really interested in buying some Bollywood DVD till yesterday. Thanks to my big cous. The storyline, plot, act, moral, scenery, AWESOME.

And, the first thing I do after watch that movie was turn on my laptop and type "3 idiots location" on Google. Fall for its scenery! Gorgeous!! After some search, its Pangong Lake and Tso Moriri at Ladakh, India. Have no word to describe its beauty. I am not reposting any picture here but encouraging everyone to search about it. And, crossing finger for my up coming visit Ladakh (wish) trip.


-Ling-

Cagar Alam Pangandaran

Apa saja yang bisa dilihat dan dinikmati dari tempat wisata dengan label "cagar alam"? Pertanyaan yang gue sampaikan pada diri sendiri ketika diberi tahu kalo dari tempat kami menginap bisa menuju pantai Pasir Putih dengan melewati daerah cagar alam. Yang terpikir, "cagar alam? males..". Karna satu dan lain hal pagi itu diputuskan menuju pantai dengan menyewa perahu.

Namun, jodoh ga kemana.

Kembali dari pantai sudah siang. Rapi-rapi dan ini-itu tau-tau udah sore. Perut yang belum disenangkan dengan baik pun minta jatah. Dengan tujuan awal mencari makan dan melihat keramaian sore, acara pun dimulai. Yang pertama dituntaskan tentunya makan. Yah, sepanjang jalan menuju tempat makan ga ketinggalan sambil liat kiri-kanan dan pegang sana-sini hehehe..

Dan, rugi banget kalo abis makan langsung balik ke hotel. Jalan-jalan menikmati pantai Timur Pangandaran dulu dong. Tujuan awal ga ada. Hanya sekedar berjalan menyusuri jalan ke arah yang lebih hijau dan menyenangkan. Sore itu kondisi jalan macet abis!

-Pantai Timur Pangandaran-
Arah yang dapat memberikan perasaan senang dengan pemandangan hijau ternyata adalah lokasi Cagar Alam Pangandaran. Sungguh kalo jodoh ga kemana.

-Cagar Alam Pangandaran-
Untuk masuk ke Cagar Alam pengunjung diharuskan membeli tiket. Ehm, kelompok kami masuk tanpa membeli tiket. Ehm, ga sengaja kog. Ehm, karna ketidaktahuan juga. Ehm, karna kekeraskepalaan juga seh. Ehm, emang dasarnya penikmat dan pemuja gratisan juga..

Okeh, ceritanya.. Ketika mendapati untuk masuk harus membeli tiket, nyokap udah mengeluarkan aura negatif. Alasannya, untuk apa ngeluarin uang untuk menikmati alam dengan sedikit waktu yang tersisa. Saat itu kalo ga salah udah sekitar jam empat lewat hampir jam lima. Gue yang berpikir untuk mencari jalan tembus menuju pantai Barat, berjalan mendekati pos penjagaan dan bertanya pada petugas yang memeriksa tiket.

Ling: "Dari taman sini bisa nembus ke Pantai Barat ga, Pak?"
Petugas 1: "Bisa, mba."

Ling: "Kalo masuk pake tiket, pak? Memang di dalam ada apa aja?"

Petugas 1: "Ini cagar alam. Ada gua-gua dan pantai pasir putih"

Ling: "Pasir putih yang bisa naik perahu itu yah pak? Kalo tadi uda beli tiket harus beli lagi?"
Petugas 1: "Memang udah beli tiket?"

Ling: "Udah pak. Kan tadi kita ke pasir putih dengan naik kapal. Pas turun dari kapal disuruh bayar tiket gitu. Sekarang kalo mau masuk beli tiket lagi?"

Petugas 1: "Ehm.. Tadi bener udah beli tiket?"
Ling: "Iyah pak. Sama petugas yang baju hijau kaya gini juga
*nunjuk seragam yang dikenakan si Petugas Tadi main di pantainya doang. Ga sempat jalan ke arah cagar alam".
Petugas 2: "Oh, tadi mereka langsung balik hotel dan bilasan dulu trus baru ke sini lagi, pak"
Petugas 1: "Hemm.. ya udah langsung masuk aja"

Ling: "Ke pantai barat lewat mana, Pak?
Petugas 1: "Nanti ikutin plang aja"

Ling: "Oh, terimakasih.."


Begitu gue selesai nanya ama si Petugas, anggota pasukan udah berada disekitar. Kami pun masuk ke dalam cagar alam dengan celingak-celinguk nyari arah jalan yang harus kami ambil. Ketika berjalan meninggalkan pos pemeriksaan karcis, samar-samar gue mendengar ada Pengunjung lain yang menanyakan harga tiket dan si Petugas Loket menjawab Rp 7.000,-. Ehmm.. tiket yang kami bayarkan ke Petugas waktu turun perahu itu Rp 2.000,- per orang.

-Plang Penunjuk Arah. Model tidak termasuk :P-
Plang yang dimaksud si Pak Petugas ga ada yang bertuliskan "Pasir Putih" atau "Pantai Barat". Ketika berpapasan dengan sekelompok pengunjung lain, nyokap nanya ke mereka di sana ada apa. Yang dijawab, gua Jepang dan.. "muter aja, ga jauh kog". Lalu, balik kanan grak! Kami kemudian menuju arah Gua Panggung. Jalan-jalan sore di Cagar Alam Pangandaran, dimulai..

Sepertinya yang menjadi daya tarik utama disini adalah gua. Dari papan penunjuk pertama aja udah ada dua gua yang bisa dikunjungi dan dijadikan ajang foto-foto :P Di depan pintu masuk ada batu yang berisikan penjelasan singkat mengenai masing-masing gua.
-Info Gua Panggung & Gua Parat-
Yang kami kunjungi pertama adalah Gua Panggung. Kiri-kanan jalanan yang kami lewati diapit oleh batu tinggi, mengingatkan gue salah satu lokasi Perang Dunia II yang di Thailand. Sepertinya karena di sebelah kanan dari pintu masuk terdapat satu bagian yang tinggi seperti panggung, maka tempat ini dinamakan Gua Panggung.

Sisi lain dari gua Panggung sepertinya langsung laut. Karena gue bisa melihat ada genangan air dibagian yang agak ujung. Ga sampai eksplor terlalu jauh karena ada yang udah cuap-cuap karena sudah sore, lebih baik segera berpindah tempat melihat gua yang lain.

-Gua Panggung-


-Pose dulu! Huehehe..-
Gua Parat atau Keramat, untuk masuk harus menggunakan senter. Karena di dalam sangat gelap dan kondisi jalan kadang becek. Tapi tak usah repot harus membawanya dari rumah, begitu mau masuk, sudah ada beberapa orang yang menawarkan jasa senter. Buat gue pengeluaran lima ribu perak untuk yang satu ini cukup berarti. Argumennya, selain bisa untuk penerangan, si pemberi jasa akan berlaku sebagai guide dan memberikan penjelasan mengenai apa saja yang ada di dalam gua.

Pintu masuk gua sedikit pendek, jadi harus menunduk agar kepala tetap aman. Kalo didalamnya seh langit-langitnya tinggi. Sempat deg-deg-an juga waktu mau masuk. Secara dari namanya saja sudah Keramat, tempatnya gelap, mau masuk harus nunduk pula.

-Pintu Masuk Gua Parat-
Di dalam gua ini terdapat beberapa batu yang menyerupai organ tubuh, binatang dan berfungsi seperti alat musik. Ada batu yang menyerupai onta. Ada deretan batu yang jika ditepok akan mengeluarkan bunyi gamelan dan gendang. Ada batu Jodoh yang bentuknya menyerupai alat kelamin laki dan perempuan. Kata si guide, konon dipercaya jika memegang batu yang menyerupai alat kelamin lawan jenis, bisa membuat pengunjung enteng jodoh. Katanya..

-Batu Gamelan & Batu Jodoh-
Informasi lain dari si guide adalah tentang asal tumpukan sampah yang konon adalah hasil karya kru rumah produksi. Gua Parat pernah dijadikan lokasi pengambilan gambar untuk film kolosal yang cukup terkenal.

Oh yah, ketika keluar dari Gua Panggung, kami mambahas mengenai seorang perempuan yang "meminta" dana seiklasnya karena telah menjaga kebersihan gua. Hemm, gua Panggung seh memang cukup bersih. Kontras dengan pemandangan hamparan sampah berserakan tak jauh dari pintu masuk cagar alam. Dan, rasa-rasanya gue waktu itu ga melihat keberadaan benda yang bernama Tong Sampah.

Ngomong soal sampah, di Cagar Alam ini gue menemukan ada rusa yang memakan sampah dan ga ada petugas yang berusaha melakukan sesuatu. Ini entah rusanya ga dikasih makan sehingga melahap apa yang ada atau memang karena saking banyaknya sampah yang berserakan sampai-sampai si rusa tergoda untuk memakan apa yang tergeletak di depan mata. Tapi yang pasti kedua hal tersebut menurut gue adalah tanggung jawab pihak pengelola yang tidak dilaksanakan dengan baik.

Lanjut mengenai perjalanan, dari Gua Parat, kami sampai dipinggir pantai. Melewati monyet-monyet yang sedang bermain. Disini nyokap berpesan untuk tidak memanggil monyet tersebut dengan cara apapun. Sempat penasaran seh kenapa ga boleh. Ternyata alasannya adalah dulu nyokap pernah kesini dan temannya ada yang dikejar-kejar sama si Monyet.

-Cagar Alam Pangandaran-
Hari semakin sore, kami pun memutuskan untuk kembali ke hotel. Gua Lanang, Gua Jepang dan Batu Kalde serta Taman Laut yang semula akan kami lewati malah ga jadi dikunjungi. Kami kembali ke hotel melalui jalan biasa. Keluar dari Cagar Alam, berjalan kembali kearah pasar lalu panggil becak untuk mengantar kami ke hotel yang ada Pantai Barat.

Cagar Alam? Boleh juga... ^^


-Ling-

Pet Society: Mermaid Wig


-Mermaid Wig-
Gue kesengsem banget ama wig yang satu ini waktu ga sengaja liat ada yang memakainya. Apalagi sebelumnya pilihan wig yang bener-bener gue suka itu dikit banget! Langsung deh gue telusuri ulang Clothes, khususnya bagian Girls dan Hair Stylist.

Bener-bener penasaran waktu apa yang gue pengen ga ada di tempat yang semestinya. Sempat patah semangat dan mengira itu adalah item One Week Only! yang gue lewatkan dan ga mungkin bisa gue miliki. Ehmm, sudah beberapa lama ga login soale.

Perasaan campur aduk waktu mendapatkan info lebih lanjut mengenai si Wig dari salah satu blog yang membahas mengenai fashion Pet Society. Kabar baiknya, itu bukan item dengan label One Week Only! gue masih punya kesempatan!! Tapi, untuk mendapatkannya tuh ga gampang. Si Wig merupakan salah satu dari 14 item yang hanya bisa didapatkan dengan cara memancing menggunakan umpan khusus. Dan, cara mendapatkan umpannya dengan menggali di Deep Ocean atau membeli dengan Playfish Cash.

-Treasure Bait-
Strategi untuk mendapatkan si Wig ala Ling *tanpa mengeluarkan Playfish Cash yaitu:
Pertama, login Petsos setiap hari dan menggali menggunakan lima Free Shovels harian yang didapat di Deep Ocean untuk mendapatkan si umpan aka Treasure Bait. Kesempatannya, 1/12. Di Deep Ocean ada 12 jenis item yang bisa didapatkan. Dari statistik gue, rata-rata per hari bisa mendapatkan satu item. Pernah seh pas lagi hoki dengan lima kesempatan gue berhasil dapat dua item. Dan, tentu pernah juga ga mendapatkan apa-apa.

Kedua, jika sudah berhasil mendapatkan umpan, saatnya memancing di Fishing Pond. Tahap ini lebih mudah karena pasti mendapatkan satu diantara 14 item yang ada. Hanya perlu mengadu keberuntungan untuk mendapatkan apa yang diinginkan aja.

Tips mendapatkan Mermaid Wig dengan satu Treasure Bait.
Ketika di Fishing Pond, sebelum mulai memancing ubah settingan browser menjadi offline. Jika yang terpancing bukan wig, ubah kembali settingan browser menjadi online lalu reload game segera. Lebih aman seh, tutup browser lalu buka baru, dan kembali menuju Fishing Pond untuk memancing. Ulangi sampai yang terpancing adalah wig atau benda lain yang diinginkan. Jika sudah, ubah settingan browser menjadi online lalu lanjutkan permainan seperti biasa.

Sedikit informasi, pertama kali memperoleh info mengenai cara mendapatkan si Wig, 26 Agustus lalu, total waktu yang diperlukan sampai gue mendapatkan Mermaid Wig adalah 32 hari. Ehm, ada juga seh sesekali lupa login atau lupa nge-hunt :P

Sekarang, lagi dilema neh. Secara model, gue suka banget sama wig ini. Tapi agak kurang sreg sama warnanya. Pengen ngewarnain takut nyesel. Secara untuk 1x proses pewarnaan harus merogoh 2 Playfish Cash. Hemm, Mango mau warna yang mana yah? :P

-Wig Dyed-
Oh yah, info tambahan untuk yang suka (mampu) mewarnai wig, ada solusi hemat neh, beli aja Dye Table seharga 11 Playfish Cash dengan fasilitas unlimited dyes untuk tiga jenis warna coklat yang saat ini tersedia.

-Dye Table-
Beratnya penderitaan bermain Petsos (tanpa playfish cash). Dari satu penderitaan beralih ke penderitaan lainnya. Udah dengan susah payah berhasil keluar dari penderitaan karena menginginkan Mermaid Wig, kini terjebak pula dalam pemikiran untuk memilih warna. Huehehehe..


-Ling-

Moon Cake Festival

Happy Moon Cake Festival!!
Have you eat some moon cake yet? ^^

-Moon Cake-


-Ling-

Next, Pangandaran

Libur Idul Fitri kali ini tadinya mau ke Bali melalui jalan darat. Tapi gak jadi karna ternyata si Kamu liburnya cuma lima hari. Rencana pun diubah. Cari-cari lokasi wisata lain di daerah Jawa yang akan dikunjungi. Pilihan jatuh pada Pulau Karimun Jawa, yang waktu Visit Semarang Juli lalu ga sempat mampir karena keterbatasan waktu.

Pikir dengan total lima hari yang dimiliki pengen mendapatkan satu lokasi lain, yaitu Gunung Bromo yang terkenal itu. Research lokasi pun dilakukan. Jarak tempuh, tempat nginap, tempat menarik dan rute yang paling efektif dan efisien. Rencana sementara, rute yang akan ditempuh adalah Jakarta - Semarang, Karimun Jawa - Bromo - Magelang, Borobudur - Kebumen - Jakarta atau Jakarta - Kebumen - Magelang, Borobudur - Bromo - Semarang, Karimun Jawa - Jakarta.

Ketika mencoba untuk memastikan tempat nginap di Karimun Jawa, ternyata udah kehabisan tiket kapal cepat untuk menyeberang, baik dari Semarang maupun Jepara. Yang ada hanya kapal lambat dari Jepara dengan waktu tempuh enam jam! Weks.. Bapak Muklis dari Wisma Wisata yang gue hubungi katanya akan mengusahakan tiket yang kami butuhkan. Ga sabar nunggu, gue kembali googling info untuk reservasi kapal cepat dan mendapatkan jawaban "tiket udah habis" ketika menghubungi pihak terkait.

Sambil masih berharap Pak Muklis akan memberikan kabar baik, gue mulai mempersiapkan rencana cadangan. Pilihan jatuh pada Pangandaran. Opsi wisata yang muncul dibenak, pantai Pangandaran dan Green Canyon yang juga udah lama pengen gue kunjungi tapi belum kesampean. Begitu mendapatkan tempat menginap, rencana cadangan dan status terakhir rencana liburan gue sampaikan ke nyokap dan pasukan lainnya. Hari itu juga gue deal untuk hotel di Pangandaran dan membatalkan pak Muklis.

Rute baru, Jakarta - Kebumen - Magelang, Borobudur - Jogja - Kebumen - Pangandaran - Jakarta diputuskan pada hari keberangkatan, yaitu 8 September 2010. Rencananya pasukan akan berangkat malam-malam untuk menghindari macet, ternyata oh ternyata.. *klik untuk baca selengkapnya tentang perjalanan menuju Kebumen

Setelah perjalanan panjang menuju Kebumen, petualangan di Borobudur serta acara ke Malioboro, Jogja yang diganti dengan nongkrong di Alun-alun Kebumen, *klik masing-masing untuk baca tujuan selanjutnya adalah Pangandaran!

Kebumen - Pangandaran ditempuh kurang lebih enam jam. Check out dari rumah ii *baca: tante sekitar jam 10an, mampir dulu ke vihara Kong Hwie Kiong. Setelah sembahyang dan foto-foto perjalanan ke kota selanjutnya pun dilakukan. Pada saat keluar dari Kebumen, gue sempat liat jam tangan yang saat itu menunjukan jam 12 lewat.

Perjalanan kali ini mengandalkan GPS si Kamu. Kami mengambil jalur yang memotong jalan di perempatan sebelum sampe Wangon. Lumayan cepat ^^

Komen pertama begitu sampai di Pangandaran "rame gila!!" jalanan sampe macet dan jalanan yang dua arah dibikin satu arah. Mantap! Untung hotel yang dipilih, Surya Kencana Hotel, tidak mengecewakan. Lokasinya dipinggir jalan Pantai Pangandaran Barat. Sarapan dan Makan malam, all your team can eat! :D

Karna sampai Pangandaran udah malam dan hujan mengguyur tanpa ampun, malam itu hanya sempat makan dan ngobrol di teras hotel sebelum memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk petualangan keesokan hari.

Pemandangan pantai yang penuh dengan pengunjung sempat mengurangi antusiasme gue untuk bermain air dan ombak. Maka, diputuskan untuk menuju pantai pasir putih yang agak jauh dari hotel tempat kami menginap. Berdasarkan suara terbanyak, perjalanan di tempuh menggunakan perahu sewaan seharga Rp 250.000 dengan delapan titik tujuan wisata sebelum akhirnya di drop untuk bermain sepuasnya di pantai pasir putih, lalu dijemput kembali ke pantai pangandaran.

Namun, entah karna miss communication atau memang trik dari tim tukang perahu, kami hanya diajak melewati 3 titik tempat wisata, termasuk pasir putih. Hal ini baru disadari sore harinya. Agak sebel juga seh, tapi ya sudah lah.

Di pasir putih kami mencoba snorkeling dengan peralatan yang disewa seharga Rp 45.000 untuk sepuasnya. Dan, nyesal banget! Pantai terlalu berombak dan terlalu banyak kapal yang lalu lalang dan mengganggu banget. Alhasil, peralatan snorkeling kami kembalikan, hanya sisa pelampung yang tetap dikenakan sampai sesaat sebelum kembali ke pantai pangandaran.

Karna junior suite yang disewa hanya menyediakan satu kamar mandi, gue dan satu orang sepupu memutuskan untuk bermain di pantai pangandaran sambil menunggu giliran untuk mandi. Ombaknya terasa lebih besar dan lebih menyenangkan untuk bermain karena pelataran pantai sangat luas dan bebas karang! Tidak seperti yang di pantai pasir putih. Banyak karang-karang kecil yang ikut terbawa oleh deburan ombak sehingga sesekali menghantam kaki tanpa ampun. Warna pasir yang lebih hitam terlupakan karna teksturnya yang lembut dan bersahabat dengan kulit.

Setelah semua merapikan diri kami pun pindah kamar. Junior suite yang kami sewa hanya tersedia untuk satu malam dan malam kedua, pasukan terpecah ke dua kamar deluxe yang sangat tidak menyenangkan karna berada di lantai tiga dan tidak menghadap pantai. Perut pun minta perhatian.

Kondisi jalan yang padat mengurungkan niat kami untuk keluar cari makan dengan mobil. Perjalanan menuju pelelangan ikan di pantai timur pun ditempuh dengan berjalan kaki sambil menikmati keramaian dan toko-toko souvenir. Kali ini hanya ber delapan. Dua personel lain memutuskan untuk beristirahat di kamar.

Restoran seafood yang kami tuju bisa dibilang tidak mengecewakan. Meski udang saos padang yang disajikan tidak selezat yang di Bandar Djakarta, yang lain masih bisa dinikmati. Nice meals. Ehmm, atau karna semua sedang dalam kondisi lapar yah? Huehehe..

Setelah makan, kami berjalan menelusuri pinggiran pantai timur yang berbeda banget tampilannya dengan yang di sebelah barat. Tak ada pelataran pasir yang dipenuhi oleh pengunjung yang sedang bermain. Pemandangannya, perahu nelayan.

Ternyata tak jauh dari lokasi kami makan ada cagar alam. Meski sudah cukup sore, kami tetap masuk dengan pikiran ada jalan tembus dari sana ke sisi pantai barat. Pemikiran yang kemudian kami sesali. Karna ternyata cagar alam terletak di ujung, ga ada jalan potong! Hahahaha..

Tentang cagar alam akan dibahas di postingan selanjutnya aja. Ketikan kali ini rasanya udah kepanjangan ^^


-Ling-

Menikmati Alun-alun Kebumen

Karna dari Borobudur udah kemalaman, jadinya rencana mau ke Jogja dibatalkan. Dari Magelang langsung mengarah ke restoran yang terkenal dengan bebek goreng di daerah Kutoarjo yang berjarak tempuh sekitar 30 menit sebelum sampai Kebumen *nama restorannya lupa karna pas sampe sana makanan udah pada habis Perjalanan pun dilanjutkan menuju alun-alun Kebumen. Rencana pengen nyicip makanan lesehan yang ada disekeliling alun-alun.

Alun-alun hari itu cukup rame. Ga bisa membandingkan karna memang baru pertama kali ke sana. Fakta pertama yang ditemukan di sana adalah, free wifi! Woww.. canggih juga ^^ Tadinya dari parkiran mau langsung cari makanan. Eh, baru jalan ga lama tujuan utama pun lupa waktu ngeliat banyak yang seru main sejenis mainan dan pengen nyobain.

Langsung deh nyamperin pedagang yang ada disekitar situ. Tanya-tanya mengenai cara memainkan, trus beli dan nyobain deh. Oh yah, kata yang jualan namanya Ketapel. Gue nebaknya seh karna cara memainkannya yang mirip seperti Ketapel, makanya disebut seperti itu. Karna secara fisik ketapel yang satu ini beda sama ketapel yang biasa gue tau.

-Main Ketapel di Alun-alun-
-Ketapel yang telah diluncurkan, cakep!-
Selain dihiasi oleh warna-warni lampu dari Ketapel, sesekali alun-alun Kebumen disemarakan oleh indahnya kembang api yang ternyata dinyalakan oleh beberapa orang adik kecil.

-Beberapa adik kecil berusaha menyalakan kembang api-
-Kembang Api-
Ada cahaya lampu lain yang gue liat ikut menghiasi langit malam itu. Cahayanya lebih stabil meski kecil dan tidak berwarna warni. Hasil nanya ama adik kecil yang tadi main kembang api, katanya itu lampion. Sempat penasaran sama bentuk lampion yang dimaksud, tapi ga lama. Soale gerombolan adik kecil tadi tau-tau lagi mau nyalain lampion.


-Kesibukan para teman kecil menyalakan Lampion-
Dan, kami pun ikut-ikutan membeli lampion dan mencoba untuk menyalakannya.

-Menyalakan Lampion; Tak ketinggalan, pose dengan Lampion ^^-

-Gantian Lampion kami yang dikerubungi-
-Lampion, sebelum dan sesudah dinyalakan-
Dua mainan baru yang gue temuin di sana merupakan mainan kreatif. Dari materi seadanya ditambah dengan penerapan ilmu pengetahuan menjadikannya mainan yang menarik. Kreatifitas anak bangsa yang perlu terus dikembangkan neh!

Setelah menaikan lampion, rasa lapar yang sempat hilang kembali muncul. Kami pun mencari sisa pasukan yang tadi sempat terpencar. Kami pun menikmati sate, nasi goreng serta mie goreng di salah satu tenda yang ada.

Ketika lagi jalan kearah parkiran, nemplok lagi di Martabak Unyil. Martabak dalam ukuran mini yang beraneka rasa. Sebenarnya alasan utama mampir adalah karena keunikannya. Meski katanya di Jakarta udah ada, tapi yang di Kebumen adalah yang pertama buat gue. Jadi, meski udah kenyang, tetap jajan lagi :P


-Martabak Unyil, Pembuatan-
-Martabak Mini, rasa Nanas, Melon dan Coklat Keju-
Ternyata, seru juga yah main di alun-alun. Atau karna perginya rame-rame makanya jadi seru?? Apapun itu, yang pasti malam yang menyenangkan! ^___^


-Ling-

Visit Borobudur

Hari pertama *seharusnya hari kedua di Kebumen tidak berjalan sesuai rencana. Karena sampenya meleset banget dari jadwal, jadinya acara yang seharusnya dimulai pada pagi hari baru bisa dilaksanakan pada siang hari. Gue aja kesulitan untuk bangun pagi, apalagi yang udah seharian nyetir.

Perjalanan menuju Borobudur, Magelang baru dimulai siang hari, kalo ga salah jam 11 lewat. Kali ini jalanan lancar banget. Dari Kebumen ke Magelang tidak melewati titik macet sama sekali. Cuma sempat mutar-mutar dalam kota Magelang karena pengalihan jalur sisa pengaturan jalur mudik.

Cuaca hari itu cenderung cerah berawan. Awalnya seh senang-senang aja. Jalan-jalan dalam kondisi seperti itu ga akan bikin gosong dan badan tak perlu mengucurkan keringat tak perlu. Tapi, begitu memasuki jalanan menanjak, hujan yang cukup besar menyambut. Sempat lega karena ketika mendekati lokasi wisata, hujan mulai reda. Sampai-sampai menolak tawaran dari warga untuk menyewa payung seharga Rp 5000 untuk dipakai sampai selesai kunjungan.

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Belum sampai satu puteran dengan menggunakan sepeda sewaan yang dikayuh bareng si Kamu, hujan tiba-tiba mengguyur Borobudur yang memang sudah diliputi awan lumayan gelap sejak rombongan kami tiba. Tempat berteduh pun dipenuhi oleh wisatawan dalam waktu singkat.

Tunggu punya tunggu, tak ada tanda-tanda hujan akan segera reda. Pupus sudah keinginan untuk bersepeda ria di pelataran candi yang luas dan asri. Si Kamu memutuskan untuk menginformasikan kepada si pemilik rental sepeda sebelum menuju restoran yang ada untuk berteduh dalam kondisi yang lebih nyaman.

-Bergaya di atas sepeda-


-Kawasan Candi Borobudur yang tengah diguyur hujan-
Ga rela juga jauh-jauh datang eh malah cuma nongkrong di restoran. Apalagi niat ke Borobudur uda muncul sejak bikin rencana mau ke Jawa Tengah. Alih-alih duduk diam nunggu hujan reda, gue panggil-panggilin adik dan para sepupu untuk foto-foto di halaman restoran yang berlatar belakang candi. Sesi foto-foto dengan payung (sewaan) pun dilakukan! ^^



-Hujan, bukan kendala!-
Begitu hujan udah mulai reda, malah makanan yang dipesan ga kunjung datang. Abis nunggu hujan, nunggu makanan. Alhasil sekitar jam lima sore baru jalan menuju candi. Itu pun pake berhenti dan foto-foto lagi!


-Hujan reda, saatnya berfoto ria! :D-
Hampir aja gue gagal naik ke atas candi. Waktu mau naik, beberapa petugas di bawah memberi tanda kalo candi udah mau ditutup. Gue udah balik kanan dan pasrah waktu gue tengok ke arah candi dan mendapati tiga sepupu gue udah di atas sana. "Hemm, sebentar aja gapapa deh, dari pada udah sampe sini tapi ga naik" pikir gue.

Ternyata naik ke candi waktu udah mau tutup itu ada seni tersendiri. Sepi dan bikin betah! Betah untuk foto-foto maksud nya.. Huehehehehe.. Ga kog, suasananya tuh beneran enak banget. Rasanya tenang dan nyaman ^^

Berikut beberapa hasil jeprat-jepret di atas candi.

-Candi Borobudur, Magelang-


-Pasukan yang berhasil naik ke atas Candi-
Gue dan yang lainnya baru turun ketika langit udah gelap dan para petugas udah ngasih ultimatum untuk segera turun. Dan, gue terima resiko untuk ga melanjutkan perjalanan ke Jogja karna waktu yang udah ga memungkinkan. Keasikan nongkrong di candi jadi lupa waktu.. :P

Meski baru aja dari Candi Borobudur, tapi keinginan kesana lagi masih kuat banget. Mungkin karena belum terpuaskan kali yah.. Semoga bisa segera kesana lagi dalam waktu yang ga lebih lama dari rentang waktu gue pergi kemaren dan yang sebelumnya.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk hidup berbahagia


-Ling-