Cukup Sekali

Mengontrol pikiran sungguh sulit. Tak selalu ia sejalan dengan hati. Hati sudah memutuskan untuk mengiyakan, tapi pikiran berkehendak lain.

Pikiran semakin liar ketika yang diberi hati ga tau diri. Sedikit saja pemicu, langsung saja pikiran berlari tak terbendungi. Sulit memang memenjara pikiran sendiri.

"Membantu harus ikhlas" mudah diucap, sulit dipenuhi. Terlebih jika menghadapi yang cuma mau menang sendiri. "Aku begitu dan begini, jadi tolong dimengerti". Tak pernah ia mau mengerti.

Salahkan ikhlas ku yang masih bersyarat, hingga berakhir gagal dan gagal lagi. Namun, maaf. Ku tak mau mengubahnya jika demi kau yang hanya tau mengorbankan orang lain untuk kepentingan sendiri.

Katanya juga "percuma memberi jika tak ada ikhlas di hati". Jadi, cukup hanya sekali. Karna, ku tau apa yang akan terjadi jika hal serupa terulang kembali.


-Ling-

0 comments

Post a Comment