Crossing Finger..

Saat ini gue hanya bisa berharap agar segala sesuatunya bisa berjalan dengan lancar seperti yang direncanakan. Doain yah!!

Berita "penundaan" yang gue terima terakhir masih menyisakan debaran di dada. Meski PO udah diterima dan invoice udah bisa dilakukan, tapi tetap ga bisa 100% tenang sampai semua barang terkirim dan uang udah di tangan.

Beberapa minggu yang lalu, ceritanya gue dihubungi oleh salah satu teman di kantor lama yang juga udah ngantor di kantor baru. Dia mengkonfirmasi apa gue masih ngerjain orderan untuk bikin baju. Trus, klo mau bikin baju seperti yang dia jelaskan itu, kira-kira berapaan dan berapa lama waktu produksi yang gue butuhkan.

Setelah dapat info mengenai bahan dan harga, beberapa hari kemudian gue kontek balik lha si teman itu. Jawaban yang gue dapat waktu itu adalah, dia akan menyelesaikan urusan dengan klien-nya dulu lalu ngabarin gue untuk pastinya.

Setelah proses ini dan itu, kerikil-kerikil cobaan dan berbagai perjuangan untuk memenuhi apa yang diminta, sampai juga pada tahap produksi. Untuk memulai produksi, tahap yang harus dilalui belanja bahan baku.

Tak mudah memang untuk memulai suatu "proses" baru. Yang tadinya udah agak tenang karna kerikil udah terlalui, ternyata ada lagi kerikil-kerikil lain yang masih bermunculan. Bahan baku yang dicari tidak ada dalam jumlah yang gue mau. Mantab! Deadline pun terasa semakin mencekam. Setelah hampir muterin satu pertokoan Tanah Abang, dan waktu sudah ga memungkinkan, diputuskan untuk mengganti bahan. Dan, sedikit ketenangan terasa ketika bahan baru udah disetujui.

Dengan lengkapnya bahan, beban di bahu terasa ringan. Tinggal ngejar bagian jahit untuk bisa menyesuaikan dengan target yang harus dicapai. Progres, 80%. Dalam waktu kurang lebih dua minggu, projek pertama yang gue garap dari nol akan selesai. Kata otak yang tengah menikmati ketenangan.

Ketika dalam perjalanan menuju pulang, siap-siap mau menerima kiriman barang, telpon berdering. Terdengar suara yang terburu-buru. "Proses udah sampe mana? Tolong di hold dulu yah!" MANTAB!!

Di tengah perjalanan, yang memang sulit untuk mendengar secara jernih, gue putuskan untuk mengakhiri pembicaraan telpon dan akan menelpon si Teman lagi begitu sampai di tujuan dan menyelesaikan urusan kain.

Kaget campur bingung waktu mendengar penjelasan si Teman. Tapi, ga bisa berbuat banyak selain sedikit memberikan pandangan dan menyampaikan beberapa penekanan (baca: persoalan IDR). Dan, yang bisa gue lakukan saat ini adalah berharap semua segera terselesaikan. Proses produksi bisa kembali dilanjutkan dan berjalan lancar.

Semoga semua mahluk hidup berbahagia..


-Ling-

0 comments

Post a Comment