Next, Pangandaran

Libur Idul Fitri kali ini tadinya mau ke Bali melalui jalan darat. Tapi gak jadi karna ternyata si Kamu liburnya cuma lima hari. Rencana pun diubah. Cari-cari lokasi wisata lain di daerah Jawa yang akan dikunjungi. Pilihan jatuh pada Pulau Karimun Jawa, yang waktu Visit Semarang Juli lalu ga sempat mampir karena keterbatasan waktu.

Pikir dengan total lima hari yang dimiliki pengen mendapatkan satu lokasi lain, yaitu Gunung Bromo yang terkenal itu. Research lokasi pun dilakukan. Jarak tempuh, tempat nginap, tempat menarik dan rute yang paling efektif dan efisien. Rencana sementara, rute yang akan ditempuh adalah Jakarta - Semarang, Karimun Jawa - Bromo - Magelang, Borobudur - Kebumen - Jakarta atau Jakarta - Kebumen - Magelang, Borobudur - Bromo - Semarang, Karimun Jawa - Jakarta.

Ketika mencoba untuk memastikan tempat nginap di Karimun Jawa, ternyata udah kehabisan tiket kapal cepat untuk menyeberang, baik dari Semarang maupun Jepara. Yang ada hanya kapal lambat dari Jepara dengan waktu tempuh enam jam! Weks.. Bapak Muklis dari Wisma Wisata yang gue hubungi katanya akan mengusahakan tiket yang kami butuhkan. Ga sabar nunggu, gue kembali googling info untuk reservasi kapal cepat dan mendapatkan jawaban "tiket udah habis" ketika menghubungi pihak terkait.

Sambil masih berharap Pak Muklis akan memberikan kabar baik, gue mulai mempersiapkan rencana cadangan. Pilihan jatuh pada Pangandaran. Opsi wisata yang muncul dibenak, pantai Pangandaran dan Green Canyon yang juga udah lama pengen gue kunjungi tapi belum kesampean. Begitu mendapatkan tempat menginap, rencana cadangan dan status terakhir rencana liburan gue sampaikan ke nyokap dan pasukan lainnya. Hari itu juga gue deal untuk hotel di Pangandaran dan membatalkan pak Muklis.

Rute baru, Jakarta - Kebumen - Magelang, Borobudur - Jogja - Kebumen - Pangandaran - Jakarta diputuskan pada hari keberangkatan, yaitu 8 September 2010. Rencananya pasukan akan berangkat malam-malam untuk menghindari macet, ternyata oh ternyata.. *klik untuk baca selengkapnya tentang perjalanan menuju Kebumen

Setelah perjalanan panjang menuju Kebumen, petualangan di Borobudur serta acara ke Malioboro, Jogja yang diganti dengan nongkrong di Alun-alun Kebumen, *klik masing-masing untuk baca tujuan selanjutnya adalah Pangandaran!

Kebumen - Pangandaran ditempuh kurang lebih enam jam. Check out dari rumah ii *baca: tante sekitar jam 10an, mampir dulu ke vihara Kong Hwie Kiong. Setelah sembahyang dan foto-foto perjalanan ke kota selanjutnya pun dilakukan. Pada saat keluar dari Kebumen, gue sempat liat jam tangan yang saat itu menunjukan jam 12 lewat.

Perjalanan kali ini mengandalkan GPS si Kamu. Kami mengambil jalur yang memotong jalan di perempatan sebelum sampe Wangon. Lumayan cepat ^^

Komen pertama begitu sampai di Pangandaran "rame gila!!" jalanan sampe macet dan jalanan yang dua arah dibikin satu arah. Mantap! Untung hotel yang dipilih, Surya Kencana Hotel, tidak mengecewakan. Lokasinya dipinggir jalan Pantai Pangandaran Barat. Sarapan dan Makan malam, all your team can eat! :D

Karna sampai Pangandaran udah malam dan hujan mengguyur tanpa ampun, malam itu hanya sempat makan dan ngobrol di teras hotel sebelum memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk petualangan keesokan hari.

Pemandangan pantai yang penuh dengan pengunjung sempat mengurangi antusiasme gue untuk bermain air dan ombak. Maka, diputuskan untuk menuju pantai pasir putih yang agak jauh dari hotel tempat kami menginap. Berdasarkan suara terbanyak, perjalanan di tempuh menggunakan perahu sewaan seharga Rp 250.000 dengan delapan titik tujuan wisata sebelum akhirnya di drop untuk bermain sepuasnya di pantai pasir putih, lalu dijemput kembali ke pantai pangandaran.

Namun, entah karna miss communication atau memang trik dari tim tukang perahu, kami hanya diajak melewati 3 titik tempat wisata, termasuk pasir putih. Hal ini baru disadari sore harinya. Agak sebel juga seh, tapi ya sudah lah.

Di pasir putih kami mencoba snorkeling dengan peralatan yang disewa seharga Rp 45.000 untuk sepuasnya. Dan, nyesal banget! Pantai terlalu berombak dan terlalu banyak kapal yang lalu lalang dan mengganggu banget. Alhasil, peralatan snorkeling kami kembalikan, hanya sisa pelampung yang tetap dikenakan sampai sesaat sebelum kembali ke pantai pangandaran.

Karna junior suite yang disewa hanya menyediakan satu kamar mandi, gue dan satu orang sepupu memutuskan untuk bermain di pantai pangandaran sambil menunggu giliran untuk mandi. Ombaknya terasa lebih besar dan lebih menyenangkan untuk bermain karena pelataran pantai sangat luas dan bebas karang! Tidak seperti yang di pantai pasir putih. Banyak karang-karang kecil yang ikut terbawa oleh deburan ombak sehingga sesekali menghantam kaki tanpa ampun. Warna pasir yang lebih hitam terlupakan karna teksturnya yang lembut dan bersahabat dengan kulit.

Setelah semua merapikan diri kami pun pindah kamar. Junior suite yang kami sewa hanya tersedia untuk satu malam dan malam kedua, pasukan terpecah ke dua kamar deluxe yang sangat tidak menyenangkan karna berada di lantai tiga dan tidak menghadap pantai. Perut pun minta perhatian.

Kondisi jalan yang padat mengurungkan niat kami untuk keluar cari makan dengan mobil. Perjalanan menuju pelelangan ikan di pantai timur pun ditempuh dengan berjalan kaki sambil menikmati keramaian dan toko-toko souvenir. Kali ini hanya ber delapan. Dua personel lain memutuskan untuk beristirahat di kamar.

Restoran seafood yang kami tuju bisa dibilang tidak mengecewakan. Meski udang saos padang yang disajikan tidak selezat yang di Bandar Djakarta, yang lain masih bisa dinikmati. Nice meals. Ehmm, atau karna semua sedang dalam kondisi lapar yah? Huehehe..

Setelah makan, kami berjalan menelusuri pinggiran pantai timur yang berbeda banget tampilannya dengan yang di sebelah barat. Tak ada pelataran pasir yang dipenuhi oleh pengunjung yang sedang bermain. Pemandangannya, perahu nelayan.

Ternyata tak jauh dari lokasi kami makan ada cagar alam. Meski sudah cukup sore, kami tetap masuk dengan pikiran ada jalan tembus dari sana ke sisi pantai barat. Pemikiran yang kemudian kami sesali. Karna ternyata cagar alam terletak di ujung, ga ada jalan potong! Hahahaha..

Tentang cagar alam akan dibahas di postingan selanjutnya aja. Ketikan kali ini rasanya udah kepanjangan ^^


-Ling-

0 comments

Post a Comment