Pra & Hari H

Bulan Desember adalah bulan penuh Kondangan. Jadwal dipenuhi dengan kegiatan yang berkaitan dengan pernikahan teman dan saudara. Sebagai saudara dan teman yang baik hati dan tidak sombong, tentu gue ikut berbahagia dan meramaikan suasana ^^

Tanpa disadari, kali ini gue banyak mengikuti perjalanan proses pernikahan dari pra sampai hari H, sepupu yang resepsinya dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2010 lalu. Secara garis besar urut-urutannya sama saja dengan yang lain, paling beda-beda dikit pada detail.

Sekedar iseng dan sebagai catatan kecil yang bisa dijadikan contekan nantinya, berikut tahap-tahapan yang kemaren ini dijalani sama si Sepupu *hasil pengamatan dan sedikit-banyak tanya kiri-kanan

Lamaran
Pihak keluarga Lelaki mendatangi pihak keluarga perempuan untuk "meminta" secara resmi si Perempuan untuk dijadikan Isteri bagi anak Lelakinya. Pada saat ini, kedua belah pihak keluarga membicarakan rencana persiapan pernikahan.

Sangjit/Seserahan
Acara ini umumnya diadakan satu minggu menjelang pernikahan, namun aturannya tidak mutlak. Pihak keluarga Lelaki mendatangi pihak keluarga Perempuan dengan membawa beraneka seserahan dari pakaian, kosmetik, pakaian, buah-buahan, dll. Tak ketinggalan, benang merah dan keperluan untuk hari H lainnya. Dalam adat Tionghoa, selain mas kawin alias mahar, dikenal juga uang susu yang diberikan oleh calon mempelai Lelaki kepada calon Ibu Mertuanya.

Ketika pihak keluarga Lelaki akan pulang, semua barang yang dibawa akan dikembalikan setengah, kecuali pakaian dan kosmetik untuk calon mempelai Perempuan. Dan, ditambah juga dengan perbekalan dari pihak keluarga Perempuan untuk keluarga Lelaki. Hemm, mungkin ini menggambarkan persamaan dan saling berbagi antara kedua keluarga.

Pemberkatan/Sipil
Ada yang menyelenggarakan acara Pemberkatan dan Resepsi pada hari yang sama, ada juga di hari yang berbeda, tergantung dari keputusan bersama antar keluarga. Berbagai faktor yang menjadi pertimbangan diantaranya ketersediaan tempat dan waktu. Lokasi pelaksanaan tentu disesuaikan dengan kepercayaan masing-masing mempelai ^^

Kemaren ini acara Pemberkatan dilaksanakan pada 28 November 2010 dengan tatacara agama Buddha Theravada lalu dilanjutkan dengan proses hukum, catatan sipil.

Masuk Rumah
Pulang dari Vihara, sebelum masuk rumah, kedua mempelai Sembahyang kepada Tuhan dan para leluhur. Kemudian dilanjutkan dengan memberi hormat kepada orangtua mempelai Lelaki.

Resepsi
Meski resepsi lebih dimaksudkan kepada pesta pernikahan, masa bersenang-senang, tapi tetap ada yang harus diperhatikan, yaitu Teh Pai alias Tea Pai. Kedua mempelai memberi hormat kepada orangtua dan sanak keluarga yang lebih tua yang dilambangkan dengan memberi secangkir teh. Lalu, orangtua dan sanak keluarga membalas hormat serta memberi restu dengan memberi angpao. Teh Pai bisa juga dimaknai sebagai ajang saling memperkenalkan masing-masing mempelai dengan anggota keluarga yang lebih senior.

Setelah itu, baru pesta di mulai. Berbagi kebahagiaan dengan sanak-keluarga, teman dan relasi dalam jamuan makan dan rangkaian acara yang meriah.

Dan, selesai lah rangkaian acara. Tinggal masa bersenang-senang kedua mempelai menikmati bulan madu ^^

Oh yah, jangan kaget yah ketika ke acara pernikahan kita terus Angpao-nya di nomorin. Ga tau dengan tujuan apa dan bermula sejak kapan, tapi hal seperti itu berlaku dan diterapkan. Kalo gue seh ngeliat sisi positifnya, mungkin penomoran itu dimaksudkan agar ada bayangan bagaimana harus membalas dikemudian hari.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia


-Ling-

0 comments

Post a Comment